Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lebih Mengenal Kampung Inggris Pare

Pare merupakan nama salah satu kecamatan dikota Kediri. Berjarak sekitar 77 km dari kota Surabaya. Paredik enal dengan julukan Kampung Inggris, namun hanya beberapa desa saja yang termasuk dalam wilayah kampung inggris seperti desa Tulungrejo dan desa Pelem. Pare disebut dengan kampung inggris karena terdapat banyak sekali lembaga kursus, tidak hanya bahasa inggris saja namun ada juga Bahasa Arab, Bahasa Perancis, Bahasa Jerman dan Bahasa Jepang dll. Awalnya hanya terdapat satu lembaga kursus bernama BEC (Basic English Course)  yang didirikan oleh Kalend Osein pada tanggal 15 Juni 1977, seiring berjalannya waktu antusiasme orang untuk belajar bahasa meningkat sehingga kemudian banyak didirikan lembaga kursus lain yang memenuhi daerah tersebut sehingga disebut dengan Kampung Inggris.

Peminat yang ingin belajar dikampung inggris tidak hanya dari wilayah pare saja tapi dari seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan dari berbagai kalangan mulai dari pelajar SD sampai kuliah, pengajar, pekerja dan masyarakat umum. Beberapa lembaga juga mendatangkan orang asing langsung sebagai pengajar untuk lebih meningkatkan kualitas lembaga dan kemampuan para pelajar. 

Lembaga kursus dikampung inggris juga sangat bervariasi mulai dari harga ratusan ribu hingga jutaan dengan perpaketnya. Paket yang dimaksud disini adalah program pembelajaran yang diambil selama beberapa waktu seperti grammar, vocabulary, speaking dll. Setiap lembaga juga dilengkapi fasilitas yang beragam mulai dari tottebag, kaos, gelang, buku penunjang belajar, asrama, hingga trip ke yogyakarta dan bali. Biasanya kelas dimulai pada tanggal 10 dan 25 setiap bulannya. Lama waktu kursusan bervariasi mulai dari satu minggu, dua minggu, satu bulan, tiga bulan hingga enam bulan.

Pare tidak hanya sekadar kampung tapi juga pusat sosial untuk wilayah sekitarnya. Untuk menunjang fasilitas kampung inggris banyak juga didirikan warung makan mulai dari warung tegal hingga restoran, pusat perbelanjaan mulai dari pasar hingga toko dengan gedung bertingkat, tempat laundry, cafe, taman,toko buku, rental sepeda, tempat jual pernak-pernik kampung inggris dan kos ataupun kontrakan dengan berbagai harga. Sebagian besar pelajar menggunakan sepeda sebagai alat transportasi sehingga para pengguna jalan harus berhati-hati agar tidak sampai menabrak terlebih saat jam-jam makan siang jalanan akan dipenuhi para pesepeda karena terkadang beberapa pengguna sepeda dan pejalan kaki tidak beraturan saat sedang menyeberang dan berjalan.

Tidak semua orang dikampung inggris bisa berbahasa inggris. Memang beberapa orang bisa berbahasa inggris seperti yang banyak diketahui, namun mayoritas warga lokal masih memakai bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Diarea asrama dan kursus pelajar diwajibkan untuk memakai bahasa inggris dalam keseharian untuk meningkatkan kemampuan berbahasanya. Pengajar biasa nya menerapkan sanksi untuk para pelajar yang tidak menggunakan bahasa inggris. Ketika warga lokal ataupun para pelancong ingin berkunjung ke pare hanya sekadar jalan-jalan tidak harus pandai atau menggunakan bahasa inggris, cukup memakai Bahasa Jawa ataupun Bahasa Indonesia. 

Saat hari libur biasanya para pelajar mengisi waktunya dengan pergi ke wisata lokal yang ada disekitar Pare, seperti Candi Surowono, Candi Tegowangi, Taman Bunga Bunga Matahari di Canggu, Monumen Simpang Lima Gumul, Taman Hijau dll. Pada hari minggu mereka juga bisa car free day di Jl. Jendral Sudirman atau hanya sekadar joging di Stadion Canda Birawa Pare. Keberadaan kampung inggris membawa keberkahan bagi para penduduk lokal maupun pendatang, mereka bisa mencari nafkah dengan berjualan ataupun bekerja dipertokoan. Tidak hanya itu kampung inggris juga membuat masyarakat lokal untuk meningkatkan pariwisata lokal yang ada.
 Oleh : Eva Alfina Rohmatin