Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puncak Kejayaan Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah

Pendidikan merupakan sarana yang paling penting bahkan paling berpengaruh bagi manusia. Islam menempatkannya dalam kedudukan paling tinggi. Pendidikan islam mulai berkembang sejak zaman Rasululloh SAW, khulafaur Rasyidin, masa dinasti Umayyah, hingga mencampai puncaknya pada masa dinasti Abbasiyah. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdulloh as-Shuffah ibn Muhammad ibn Abdulloh al-Abbas, yakni   keturunan Abbas paman Rasululloh SAW.

Pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid (768-809 M) dan putranya al-Makmun (813-833 M) pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan sangat pesat. Banyak lahir tokoh dari berbagai keahlian, seperti pada bidang sastra, seni, ilmu naqli (ilmu qiraat, tafsir, teologi, hadits, fiqih, ushul fiqh dan lain-lain)  dan ilmu aqli (astronomi, matematika, kimia, bahasa, sejarah, ilmu alam, geografi, kedokteran, dan lain sebagainya).

Kemajuan intelektual pada masa Abbasiyah lahir dari kecintaan mereka terhadap buku-buku dan diikuti dengan berdirinya perpustakaan-perpustakaan, salah satunya perpustakaan baitul hikmah yang diperuntukkan kepada masyarakat umum. Mereka  menerjemahkan berbagai karya berbahasa Persia, Sansekerta, Suriah, dan Yunani ke dalam bahasa Arab. Tokoh-tokoh yang sangat berperan dalam perkembangan pengetahuan dan teknologi pada masa dinasti Abbasiyah antara lain:
  1. Ilmu qiraat, ilmu qiraat merupakan cikal bakal ilmu tafsir al-qur’an.  Ahli qiraat yang masyhur adalah yahya ibn haris az-zamari, hamzah ibn habib az-zayyat, abu Abdurrahman al-muqri, dan khalaf ibn hisyam al basyar.
  2. Tafsir, dalam menafsirkan al-qur’an ahli tafsir berorientasi pada dua arah yaitu tafsir bil ma’tsur dan tafsir bir ra’yi. Ahli tafsir yang terkenal yaitu Abdullah ibn Abbas,  Muqattil ibn Sulaiman al-Azadi, Muhammad ibn Ishaq, Jarrit at-Tabari.
  3. Hadits, pembukuan hadits dimulai sejak abad kedua hijriyah, sehingga lahir ulama ahli hadits antara lain: imam Bukhari, imam Muslim, imam Malik, dan lain sebagainya.
  4. Fiqh, ahli fiqh yang masyhur antara lain: imam Malik ibnAanas, Ahmad ibn Hambal, Imam syafi’I , dan Abu hanifah.
  5. Ilmu kalam, ilmu kalam merupakan ilmu yang berhubungan dengan akidah. Ahli kalam termuka adalah Wasil ibn Atha’, Abu Husain al-‘Allaf, Abu Hasan al-Asy’ari dan Imam al-Ghazali.
  6. Ilmu nahwu, ilmuwan ahli nahwu diantaranya adalah al-Asma’i dan Abu Ubaidah, seta Abu Mubarrad.
  7. Kesusastraan, penyair abbasiyah yang terkenal adalah abu nawas.
  8. Geografi, Ibn khurdadbih menulis kitab al-masalik petunjuk resmi dan hasil karya geografi tertua dalam bahsa arab.
  9. Matematika dan astrologi, Pithagoras merupakan guru bangsa arab dalam bidang matematika.
  10. Astronomi, Ibnu ma’shar adalah salah satu ahli astronom setelah 47 tahun berhasil menciptakan sebuah karya.
  11. Kimia, Jabir ibn Hayyan yang terkenal dengan nama Gabeer banyak menulis buku kimia.
  12. Kedokteran, tokoh-tokoh bidang kedokteran antara lain Ibnu Bakhtisyu, Yahya ibn Masyuwaih, Mikhail, dan Huyyin ibn Ishaq. 
  13. Seni dan arsitektur, kemajuan seni terjadi pada masa Abu Ja’far al-Manshur. diantaranya adalah dekorasi kubah danri emas yang diatasnya terdapat patung yang dapat berputar ketika tertiup angin. Gaya abbasiyah tentang seni dekortekstil, banda-benda antik baik dari logam, keramik, maupun kayu telah menyebar di berbagai penjuru Negara Islam.
Kekuasaan abbasiyah dalam mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi tidak lepas dari kondisi politik dan perokonomian yang kondusif stabil serta dukungan para khalifah, wazir (menteri), dan para pejabat tinggi pada masa itu. Mereka sering mengadakan pertemuan-pertemuan untuk mengkaji berbagai pengetahuan. Selain itu pada masa dinasti abbasiyah rakyat dari berbagai khalayak menyadari akan pengaruh dan pentingnya pendidikan. Banyak dari mereka mempunyai kemauan yang keras dalam mengembangkan diri untuk terus belajar, menggali potensi, sehingga menjadi ahli keilmuan dalam berbagai bidang.

By : Dzikrotul Milla