Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bagaimana Pengaruh Perencanaan Pembelajaran Di Dalam Pendidikan Terhadap Kualitas Anak Pedalaman?

Bukan rahasia lagi bila anak-anak yang tinggal di daerah pedalaman sangat sulit mendapatkan kehidupan yang layak seperti anak-anak pada umumnya. Mereka kesulitan mendapat air bersih, mengenyam pendidikan sesuai batas kelayakan pendidikan Indonesia dan sulit mengikuti perkembangan zaman. Tak hanya itu saja , mereka bahkan tidak mengenal alat komunikasi seperti telepon genggam.

Perencanaan Pembelajaran

Hal pokok yang menjadi sorotan utama yaitu betapa sulitnya mereka mendapat pendidikan yang layak dan mengenyam pendidikan dua belas tahun. Pada faktanya tak semua salah mereka, kesulitan mereka menjangkau lokasi sekolah menjadi masalah karena mereka harus mengarungi sungai. Mereka juga harus berjalan kaki hingga berpuluh-puluh kilo meter, bahkan ada pula yang tak memakai alas kaki.

Kurangnya tenaga pengajar di pedalaman karena sulitnya mencari pengajar yang mau mengajar di daerah tersebut juga sangat disayangkan. Padahal kualitas seseorang diukur melalui seberapa jauh pendidikan yang dicapai karena kualitas seorang lulusan SD berbeda dengan kualitas seorang sarjana. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan sangat memengaruhi kualitas seorang anak pedalaman. Oleh sebab itu perencanaan pembelajaran/pendidikan sangat diperlukan karena didalamnya terdapat filsafat manfaat dan tujuan di era kekinian ini kita tidak hanya memikirkan system zonasi di daerah biasa tetapi harus memikirkan juga pendidikan di pedalaman.

Filsafat, Tujuan, Dan Manfaat Perencanaan Pendidikan
Filsafat Perencanaan Sekurang-kurangnya ada empat filsafat perencanan, yaitu filsafat sintesis (synthesis), rasionalisme (rationalism), pengembangan organisasi (organizational devlopment), dan empirisme (empiricism). Sintesis Manheim (1994) memandang perencanaan sebagai suatu cara berfikir dan Dahl & Liblon (1953) memandang perencanaan sebagai suatu proses pengambilan keputusan. Etzioni (1969) memandang perencanaan sebagai suatu proses bimbingan sosial dimana kontrol sosial dan konsensus harus diarahkan untuk mengoptimalkan keseimbangan antara pengawasan yang ketat dengan konsensus yang lemah.

Rasionalisime Menurut paham rasionalism, perencanaan dipandang sebagai suatu bentuk pengambilan keputusan, suatu proses yang mengikuti langkah-langkah prosedural dalam pengambilan keputusan. Pengembangan Organisasi Benis (1969) berpendapat bahwa perencanaan menurut pandangan pengembangan organisasi adalah sebagai salah satu metode perencanaan, yaitu proses pembelajaran mengenai kesadaran dan perilaku anggota organisasi. Empirisme Penganut empirism membagi teori perencanaan atas: 1) aliran yang memusatkan perhatiannya pada aspek politik dan realitas fungsi ekonomi pada skala nasional, dan 2) aliran yang memfokuskan perhatiannya pada berbagai studi politik pembangunan kota.

Tujuan Perencanaan
1. Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaanya
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya
4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis, termasuk biaya dan kualtias pekerjaan
5. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga, dan waktu
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.

Manfaat Perencanaan Manfaat Perencanaan menurut Husaini Usman:
1. Standar pelaksanaan dan pengawasan
2. Pemilihan berbagai alternatif terbaik
3. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
4. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
5. Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
6. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait
7. Alat meminimalkan perkerjaan yang tidak pasti.

Manfaat Perencanaan menurut Akdon: 
1. Untuk membedakan arah dari setiap kegiatan dengan jelas sehingga hasil yang diperoleh bisa se-efektif dan se-efisien mungkin
2. Untuk mengevaluasi setiap tujuan-tujuan yang sudah dilakukan sehingga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sehingga bisa dihindari lebih awal
3. Memudahkan pelaksanaan kegiatan untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang mungkin muncul sehingga sehingga lebih waspada dan dan dapat diselesaikan dengan cepat
4. Menghindari pertumbuhan dan perkembangan yang tak terkendali
Perencanaan membutuhkan pemikiran yang mendalam dengan begitu membantu proses perencanaan yang akan dibuat. Pemikiran tersebut dilandasi dengan keikhlasan dan keinginan untuk merencanakan suatu perencanaan secara bersama.

By : Hayu Suhantiyo