Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahasa Indonesia Di Kalangan Generasi Muda

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengertian bahasa secara umum dapat didefinisikan sebagai lambang. Menurut Pateda (1987:4) bahwa bahasa merupakan saluran untuk menyampaikan semua yang dirasakan, dipikirkan, dan diketahui seseorang kepada orang lain. Bahasa juga berperan meliputi segala aspek kehidupan manusia. Hal ini selaras dengan pendapat Nababan (1984:38) bahwa bahasa adalah bagian dari kebudayaan dan hanya bahasalah yang memungkinkan perkembangan kebudayaan sebagaimana yang sudah kita kenal sekarang.

Bahasa Indonesia Di Kalangan Generasi Muda


Sedangkan pengertian bahasa menurut Surahman (1994:11) bahasa adalah suatu media yang digunakan untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran, dan pendapat. Secara garis besar, bahasa dapat dilihat dari dua sudut pandang, antara lain; sudut pandang bentuk dan sudut pandang makna (Martinet, 1987). Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005): memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama bahasa sebagai alat komunikasi antar angfgota masyarakat berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Yang kedua, bahasa adalah system komunikasi yang mempergunakan symbol-simbol vocal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer (manasuka). Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 36 tertuang bahwa Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia, bahwasannya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan bahasa persatuan negara Indonesia. Bahasa Indonesia  merupakan jati diri bangsa dan kesatuan negara Indonesia. Bahasa Indonesia adalah identitas bangsa dan negara. Dengan berbahasa Indonesia kita dapat berkomunikasi antar suku bangsa yang beraneka ragam di negara ini. Oleh karena itu, bahasa Indonesia disebut sebagai alat komunikasi pemersatu bangsa. Sebagai warga negara Indonesia kita wajib berbangga memiliki ciri khas bahasa sendiri.

 Namun di era globalisasi saat ini, bahasa Indonesia mulai tergeser keberadaanya oleh adanya bahasa asing dan juga bahasa gaul yang sedang banyak digandrungi khususnya oleh para remaja. Generasi muda saat ini jarang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di kehidupan bermasyarakat, karena dianggap sebagai bahasa yang berbelit dan terlalu formal. Mereka juga kurang menyukai pelajaran bahasa Indonesia karena dianggap pelajaran yang membosankan, karena  banyak remaja yang berfikir hanya mempelajari tulisan-tulisan saja dan kurangnya minat mereka untuk tahu lebih dalam tentang bahasa Indonesia. Padahal berbahasa Indonesia yang baik dan benar sangat diperlukan oleh kalangan generasi muda khususnya saat pembelajaran di sekolah, seperti tugas membuat makalah, membuat karya ilmiah, dan lainnya. Oleh karena itu pelajaran bahasa Indonesia tidak dapat disepelekan begitu saja.

Dan di era milenial saat ini penanaman pembelajaran bahasa Indonesia pada anak-anak dan remaja sangat penting agar bahasa Indonesia tidak mudah tergeser keberadaannya juga, agar identitas bangsa Indonesia tidak hilang. Maraknya bahasa gaul di lingkungan masyarakat modern saat ini sangat mencemaskan bagi negara Indonesia. Diperlukan orang-orang yang peduli terhadap pentingnya bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional negara Indonesia sebagai simbolis bangsa untuk mengajak dan memberi pembekalan tentang pentingnya bahasa Indonesia.

Dahulu bahasa Indonesia digunakan dengan baik dan benar sesuai kaidah. Istilah bahasa gaul muncul pada akhir tahun 1980an. Umumnya bahasa ini digunakan untuk berkomunikasi antar remaja dan kelompoknya. Karena dengan bahasa gaul ini, mereka dapat dengan mudah mengekspresikan diri agar lawan yang diajak berkomunikasi dapat dengan mudah mengetahui apa maksud yang dibicarakan. Dalam kehidupan era modern, media sosial menjadi salah satu media yang berperan penting dalam berkomunikasi untuk berinteraksi dengan siapa saja dan dimana saja.

Menurut Mulyana (2008), bahasa gaul adalah sejumlah kata atau istilah yang mempunyai arti yang khusus, unik, menyimpang atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim digunakan oleh orang-orang dari subkultur tertentu. Subkultur sendiri memiliki pengertian sekelompok orang yang memiliki perilaku dan kepercayaan yang berbeda dengan kebudayaan induk mereka. Selain itu Sarwono (2004) mengatakan bahwa bahasa gaul adalah bahasa khas remaja (bahasanya diubah sedemikian rupa, sehingga hanya bisa dimengerti diantara mereka) bisa dipahami oleh hampir seluruh remaja di tanah air yang terjangkau oleh media massa, padahal istilah-istilah itu berkembang, berubah dan bertambah hampir setiap hari.

Pengaruh dari maraknya penggunaan bahasa gaul dan bahasa asing di lingkungan remaja saat ini, terhadap perkembangan bahasa Indonesia sendiri, tentu sangat banyak dampaknya. Terlebih jika  remaja sering menggunakan bahasa asing dengan menyalah gunakaan fungsi bahasa, otomatis remaja akan lebih cenderung mencintai bahasa asing juga lebih mengagung-agungkan bahasa asing karena mereka beranggapan bahwa bahasa Indonesia tidak begitu keren yang pada akhirnya para remaja bisa saja menyepelekan bahasa identitas bangsa ini.  Salah satu ciri-ciri bahasa gaul adalah singkat, lincah dan kreatif. Bahasa gaul sendiri sering disebut juga dengan bahasa prokem. Kehadiran bahasa gaul ini dapat dikatakan wajar karena sesuai dengan pergembangan  usia remaja, terlebih di era globalisasi saat ini.

Eksistensi bahasa Indonesia juga menurun karena adanya bahasa gaul ini. Perlu adanya pembelajaran, pembimbingan agar mereka lebih bisa menerima dan bangga berbahasa Indonesia. Selain itu dampak globalisasi dan kecanggihan tekhnologi saat ini remaja dapat dengan mudah mengetahui basaha-bahasa asing yang ada di luar sana. Jika mereka tidak ditanamkan sejak dini tentang identitas bahasa Indonesia mungkin kedepannya bahasa Indonesia akan terombang ambing dan hilang.
Padahal remaja-remaja ini seharusnya mampu membuat, bahwa bahasa Indonesia juga bisa menjadi bahasa internasional. Dilihat dari banyaknya remaja yang unggul yang berpotensi mengharumkan nama Indonesia.

Selain itu penggunaan bahasa gaul yang tidak tepat akan menyulitkan pemahaman bagi orang yang diajak bicara. Semisal ketika sedang presentasi di kelas pasti diwajibkan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Mirisnya, banyak yang belum begitu pandai menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Banyak yang masih menggunakan bahasa gaul dan terlebih lagi banyak juga yang masih menggunakan bahasa daerahnya. Sedangakan bahasa di tiap-tiap daerah di Indonesia tentu banyak memiliki perbedaan makna bahasa. Contoh lainnya, ketika sedang berkomunikasi dengan orang yang lebih tua, sebaiknya kita tidak menggunakan bahasa gaul ataupun bahasa asing karena dapat menimbulkan kesalah pahaman saat berkomunikasi.

Penggunakaan bahasa gaul dan bahasa asing di negara ini merupakan sebuah ancaman bahwa kemampuan berbahasa Indonesia bagi generasi muda saat ini sangat buruk. Namun, berbahasa gaul juga dapat meningkatkan kreatifitas generasi muda karena generasi muda dapat dengan mudah mengekspresikan diri mereka dengan media bahasa. Asalkan, penggunaan bahasa gaul ini di lakukan dengan tepat. Salah satunya dengan cara mempertimbangkan kepada siapa lawan bicara yang sedang diajak berkomunikasi.

Kesimpulannya banyak generasi muda saat ini yang lebih menggunakan bahasa gaul dan bahasa asing dalam berkomunikasi. Generasi muda  kurang mengerti dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu kita wajib memberikan arahan dan pembekalan tentang pentingya berbahasa Indonesia yang baik dan benar sejak dini.

DAFTAR PUSTAKA
  1. Sari Puspa Beta, 2015. “Dampak Penggunaan Bahasa Gaul Di Kalangan Remaja Terhadap Bahasa Indonesia”. (https://www.google.com/url?q=http://repository.unib.ac.id/11122/1/17-BETA%2520PUSPA%2520SARI.pdf&usg=AFQjCNEAuXUdRnPeVP653BYGiu8O8vghwA&authuser=1, diakses pada 29 Agustus 2019).
  2. Nofitasari, 2018. “Penggunaan Bahasa Indonesia Di Kalangan Generasi Milenial”. (https://www.google.com/url?q=https://osf.io/preprints/inarxiv/sbydq/download&usg=AFQjCNHe9tSgmXMq74E0WEV72Dlm-SKaFQ&authuser=1, diakses pada 29 Agustus 2019).


By: Herlinda Rizqi Safa’ati