BAHASA INDONESIA BAGI ANAK AUD
Sebagai makhluk sosial, manusia harus melakukan interaksi dengan sesama manusia lainnya. Hal ini dilakukan agar eksistensinya bisa diakui. Untuk bisa melakukan interaksi, manusia memerlukan sarana, media atau alat berupa Bahasa. Lalu, apa pengertian Bahasa?. Secara umum bahasa adalah suatu alat komunikasi berbentuk sistem lambang bunyi atau suara yang dikeluarkan oleh alat ucap manusia. Alat komunikasi ini terdiri dari kumpulan kata atau kata-kata. Menurut Finoechiaro (1964) pengertian bahasa adalah sistem dari simbol vokal yang memungkinkan semua orang yang ada di dalam suatu kebudayaan mempelajari kebudayaan tersebut sekaligus berinteraksi dan berkomunikasi.
Sebagai bangsa yang dikenal dengan keaneka ragamannya, Indonesia memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa. Kedudukan bahasa Indonesia ini tertera dalam Sumpah Pemuda yang dikemukakan pada tanggal 28 Oktober 1928. Isi dari Sumpah Pemuda menjelaskan dan menegaskan bahwa Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Persatuan Bangsa. Dengan Sumpah Pemuda itulah, bahasa Indonesia kemudian dikukuhkan menjadi bahasa nasional. Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945, bahasa Indonesia menjadi bahasa negara dan terkandung dalam UUD 1945 Bab XV, Pasal 36.
Mengapa penting bagi AUD untuk belajar bahasa?
Menurut Eliason (1994) perkembangan bahasa dimulai sejak bayi dan mengandalkan perannya pada pengalaman,penguasaan dan pertumbuhan bahasa.Anak belajar bahasa sejak masa bayi sebelum belajar berbicara mereka berkomunikasi melalui tangisan, senyuman dan gerakan badan. Belajar bahasa sangat krusial terjadi pada usia sebelum enam tahun. Oleh karena itu pendidikan Anak Usia Dini merupakan wahana yang sangat penting dalam mengembangkan bahasa anak sehingga kondisi ini bisa memfasilitasi pengembangan ketrampilan berbahasa pada anak usia dini. Menurut Sroufe(1996) pertumbuhan kosa kata anak akan lebih cepat setelah mereka mulai berbicara.
Pengembangan kemampuan berbahasa bagi Anak Usia Dini bertujuan agar anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan di sekitar anak antara lain teman sebaya, teman bermain,orang dewasa, baik yang ada di sekolah, di rumah, maupun dengan tetangga di sekitar tempat tinggalnya.
Kemampuan bahasa Anak Usia Dini diperoleh dan dipelajari anak secara alami untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga anak akan mampu bersosialisasi, berinteraksi dan merespon orang lain. Fungsi bahasa bagi Anak Usia Dini adalah sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kemampuan dasar anak.
Bagaimana metode pengajaran bahasa untuk anak usia dini?
Acuan memilih metode pengajaran bahasa untuk anak usia 0-6 tahun adalah melibatkan anak dalam kegiatan belajar. Terdapat beberapa metode pengajaran yang disesuaikan dengan tahap usia anak:
1. Usia 0-3 tahun:
Anak dapat mengikuti kegiatan di sekolah taman bermain. Apapun metodenya, yang harus diperhatikan ialah hubungan komunikasi guru dengan anak, bagaimana cara guru itu berkomunikasi. Ketika mengajar, sebaiknya guru tidak mendominasi kegiatan anak.
2. Usia 5 tahun:
Berikan kegiatan yang dapat memberi kesempatan pada anak mengobservasi sesuatu. Sebaiknya pendidik tidak melulu mencontohkan lalu anak mengikuti. Tapi, biarkan anak mencoba-coba, misal anak menggambar bunga dengan warna hijau, kuning atau biru. Pendidik dapat memberikan kosakata baru pada anak dan membiarkan mereka merangkai kalimat.
3. Usia 6-12 tahun:
Perbanyak melatih kemampuan anak bercerita dan mempresentasikan apa yang mereka ketahui. Metode belajar ditekankan pada bagaimana anak berpikir kreatif, misalnya ketika menjelaskan suatu hal atau benda. Salah satunya dengan metode main maping, yaitu membuat jaringan topik. Misal, minta anak menjelaskan konsep meja dan biarkan anak memaparkan satu persatu pengetahuannya tentang meja mulai dari berbagai bentuk, fungsi sampai jumlah penyangganya.
Untuk merangsang perkembangan bahasa anak, guru bisa menggunakan bermacam- macam metode pengajaran pada Anak Usia Dini, antara lain yaitu:
A. Metode bercerita
Metoda bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi Anak Usia Dini dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang perhatian anak.
B. Metode bercakap-cakap
Metoda bercakap-cakap merupakan suatu penyampaian pengembangan yang dilaksanakan melalui bercakap-cakap antara guru dengan anak.
Tujuan meroda bercakap-cakap menurut Moeslihatun (1999) adalah:
1. Mengmbangkan kecakapan dan keberanian anak dalam menyampaikan pendapat kepada siapapun.
2. memberi kesempatan pada anak untuk berekspresi secara lisan
3. Memperbaiki lafal dan ucapan anak
4. Mengembangka intelegensi anak
5. Menambah perbendaharaan kosa kata
6. Melatih daya tangkap
7. Melatih daya fikir dan fantasi anak
8. Menambah pengetahuan dan pengalaman anak
9. Memberikan kesenangan pada anak
10. Merangsang anak untuk belajar membaca dan menulis
C. Metode tanya-jawab
Metoda tanya jawab biasanya dapat digunakan dengan metoda lain yang disebut metoda bantu.Menurut Depdikbud (1998) adalah suatu metoda dalam pengembangan bahasa yang dapat memberi rangsangan agar anak aktif untuk berfikir, melalui pertanyaan-pertanyan guru, anak akan berusaha memahaminya dan menenukan jawabannya.
D. Metode bermain peran
Metoda bermain peran merupakan salah satu metoda yang dapat digunakan dalam mengmbangkan kemampuan bahasa dimana diupayakan untuk membantu anak dalam menemukan makna dari lingkungan yang bermanfaat dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan kelompok sebayanya.
Peran Guru dalam Pendidikan AUD
Guru adalah pihak utama yang langsung berhubungan dengan anak dalam upaya proses pembelajaran, peran guru itu tidak terlepas dari keberadaan kurikulum. Tetapi menurut Brenner (1990) sebenarnya pendidikan anak prasekolah terefleksi dalam alat-alat perlengkapan dan permainan yang tersedia, cara perlakuan guru terhadap anak, adegan dan desain kelas, serta bangunan fisik lainnya yang disediakan untuk anak. (M. Solehuddin, 1997 : 55). Di Indonesia pembelajaran pendidikan prasekolah lebih bersifat akademik, di mana anak lebih banyak duduk di bangku dan harus tertib seperti di sekolah. Jarang guru memberikan kesempatan kepada anak untuk berksplorasi, mengekspresikan perasaannya, dan melakukan sendiri apa yang mereka minati, sampai menemukan pemecahan masalah sendiri.
Ada beberapa pendekatan peran guru dalam pembelajaran, antara lain :
1. Guru berperan sebagai pengajar Dalam hal ini guru harus mengajar sesuai dengan kurikulum tanpa melihat minat anak. Semua anak dianggap botol kosong yang harus diisi oleh berbagai informasi tanpa melihat perbedaan bahkan meski anak tidak berminat pun guru harus tetap menyampaikan apa yang sudah dugariskan dalam kurikulum tersebut.
2. Guru berperan membelajarkan anak Pada pendekatan ini guru berpegang pada panduan kemampuan yang akan dicapai anak dengan cara memahami minat, perasaan dan pengalaman anak. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan pengalaman, perasaannya melalui berbagai interaksi kepada guru maupun teman sebaya. Dalam hal ini anak dapat dengan leluasa mengekspresikan apa saja yanga ada dalam pikirannya Pendekatan semacam ini merupakan pendekatan yang efektif dan terbaik karena anak dapat berkembang secara utuh (Tini Sumartini, 2005 :47)
Daftar pustaka
http://wikipintar.com/pengertian-bahasa-dan-fungsi-bahasa-indonesia/
https://www.paud.id/2015/09/pembelajaran-bahasa-anak-usia-dini.html
http://rizkimataram.blogspot.com/2013/03/metode-pembelajaran-bahasa-pada-anak.html
https://tatangjm.wordpress.com/peran-guru-dalam-paud/
by: Rifatul Faizah