Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hakikat Sastra Indonesia

Sastra berasal dari bahasa sansakerta shastra yang artinya adalah “tulisan yang mengandung intruksi atau pedoman”. Pengertian sastra merujuk pada kata kesustraan yang berimbuhan ke-an. “Su” artinya baik atau indah dan “sastra” artinya tulisan atau lukisan. Jadi, kesustraan artinya lukisan atau tulisan yang mengandung kebaikan atau keindahan.(Rosdiana, n.d.) Sastra terbagi menjadi lisan dan tulisan. Sastra tulisan berkaitan dengan segala macam karya yang tertulis. Sedangkan sastra lisan atau yang dikenal dengan sebutan folklore adalah karya sastra yang diekspresikan secara langsung atau verbal. Didalam pembahasan sastra, terdapat istilah sastrawan dan sastrawi. Sastrawan merupakan pengarang atau pembuat dari karya sastra tersebut. Sedangkan sastrawi merujuk pada karya sastra yang bersifat lebih puitis dan abtsrak.(Ahmad, 1984)

Ketika membahas tentang sastra, yang terlintas dibenak kita adalah keindahan bahasa. Kesustraan memiliki unsur kebahasaan yang mengandung nilai-nilai estetika yang tinggi. Bahasa sastra juga digunakan sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi dengan perasaan yang tinggi kepada penikmatnya atau pembacanya. Aspek-aspek keindahan karya sastra dapat ditinjau dari segi yang berbeda yaitu, segi bahasa dan keindahan itu sendiri.(Istiqomah & Doyin, 2014)

Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sastra diartikan sebagai bahasa (kata–kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab–kitab (bukan bahasa sehari–hari). Oleh karena itu, sastra tidak lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya bahasa sastra bukan merupakan bahasa percakapan yang bersifat sederhana dan mudah dimengerti, dalam hal ini yaitu sastra kuno yang menggunakan kaidah baku dan pola yang kaku. Sedangkan sastra bebas atau prosa biasa menggunakan pola dan struktur bahasa yang sederhana dan lebih bebas. Bahasa sastra mempunyai kedalaman makna disebabkan sering dipakai untuk mengungkapkan perasaan atau menyampaikan pesan moral serta nilai-nilai kebajikan.Tentunya hal ini mendasari sifat-sifat dan fungsi dari artian sastra itu sendiri. Yaitu:
  1. Fungsi rekreatif. Sastra berfungsi sebagai sarana hiburan bagi pembaca karena mengandung unsur keindahan.
  2. Fungsi didaktis yaitu mengandung fungsi pengajaran karena bersifat mendidik dengan unsur kebaikan dan kebenaran.
  3. Fungsi moralitas yang mana mengandung nila-nilai moral yang menjelaskan tentang baik dan mana yang buruk serta mana yang salah dan benar.
  4. Fungsi religius. Sastra mampu memberikan pesan religius untuk para pembacanya.(Yanti, 2015)


Sastra merupakan suatu bentuk budaya yang universal dengan produk karya seni kreatif yang objeknya adalah manusia beserta segala permasalahannya dan disampaikan atau diwadahi oleh bahasa yang khas dan mengandung nilai estetik. Selain itu, karya sastra merupakan suatu produk imajinasi dan produk kreativitas dari sang pengarang itu sendiri.(Eka et al., 2007)

Berdasarkan pengertian-pengertian karya sastra tersebut dapat disimpulkan bahwa karya sastra merupakan hasil karya manusia berupa bahasa yang mewakili fenomena sosial karena terkait dengan pembaca dan segi kehidupan manusia yang diungkapkan di dalamnya.

Membaca karya sastra juga memiliki tujuan, diantaranya:
  1. Untuk mendayagunakan pengetahuan. Sastra mengandung penghetahuan karena berisi pengalaman dan kehidupan pengarangnya. Namun, pengetahuan yang didapat dari sastra bukan bertujuan untuk memperkaya ilmu tentang suatu hal. Tetapi, bertujuan untuk menghidupkan dan mendayagunakan pengetahuan yang dimiliki.
  2. Untuk memperkaya rohani. Beberapa karya sasatra terdapat suatu kiasan yang mengandung makna yang sangat dalam. Para pembaca dibuat ikut serta untuk mencari suatu arti yang dikandung dipermukaan ceritanya sehingga pembaca akan menemukan kekayaan rohani yang terselip diantara sajak-sajak sastra.
  3. Untuk menjadi manusia yang berbudaya. Dengan membaca karya sastra, secara tidak langsung pembaca akan dituntun menyelami ragam cara dan budaya yang disebarkan oleh pengarang. Disebut manusia yang berbudaya jikakalau telah memiliki sikap cepat dan tanggap dalam segala hal yang luhur dan indah didunia ini.
  4. Untuk belajar mengungkapkan sesuatu yang baik. Sastra penuh dengan kata-kata yang baik juga indah. Hal ini secara tidak langsung membuat para pembaca dilatih menggungkapkan ucapan dengan gaya bahasa yang indah dan menarik untuk keperluan tertentu.