Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ranah Afektif dan Psikomotorik

Ranah afektif adalah ranah yang erat hubungannya dengan sikap dan nilai. Beberapa ilmuan menjelaskan bahwa sikap seseorang dapat diketahui perubahannya jika seseorang itu menguasai ranah kognitif yang tinggi. Ciri-ciri orang yang belajar efektifakan terlihat pada peserta didik dalam tingkah lakunya. Misalnya saja seperti perhatiannya terhadap pelajaran di kelas, kedisiplinannya, motivasi untuk belajar, sikap menghargai para guru-guru serta teman-temannya.
Ranah Afektif  dan Psikomotorik

Ada beberapa kategori dalam ranah afektif :
1.    Receiving/ attending/ menerima/ memperhatikan.
2.    Responding/menanggapi.
3.    Valuing/penilaian.
4.    Organization/organisasi.

Berikut penjelasan lebih lanjut tentang ranah afektif:
1. Receiving/ attending/ menerima/ memperhatikan adalah sebuah jenjang kemampuan yang dimana menuntut peserta didik untuk lebih peka terhadap fenomena atau rangsangan tertentu di sekitarnya. Rasa kepekaan ini diawali dengan adanya perilaku untuk menerima dan memperhatikan

Contoh kegiatan pembelajaran receiving/menerima adalah:
•    Sering mendengarkan musik
•    Sering membaca puisi
•    Senang menyanyikan sebuah lagu

2. Responding/menanggapi adalah sebuah jenjang kemampuan yang dimana peserta didik di duntut untuk tidak hanya peka pada satu fenomena saja. Akan tetapi siswa disini juga dituntut untuk menunjukkan perhatian aktif dengan melakukan sesuatu dengan atau tantangan fenomena setuju, puas merespon (mendengar).

Contoh kegiatan pembelajaran Respondig/menanggapi:
•    Menaati aturan
•    Mengerjaakan tugas
•    Mengungkapkan perasaan
•    Menanggapi pendapat
•    Meminta maaf atas tindakan kesalahan
•    Mendamaikan orang yang bertengkar.

3. Valuing/penilaian adalah sebuah jenjang dimana pada jenjang ini peserta didik dituntut untuk mampu menilai sebuah objek fenomena maupun tingkah laku. Tingkatannya disini yang pertama peserta didik menerima, menyukai kemudian menunjukkan komitmen terhadap suatu nilai.

Contoh kegiatan pembelajaranValuing/penilaian:
•    Mengapresiasi seni
•    Menunjukkan perhatian
•    Menunjukkan alasan
•    Senang mengoleksi barang

4. Organization/organisasi adalah sebuah jenjang yang menuntut para peserta didik untuk menyatukan nilai-nilai yang berbeda, memecahkan masalah, membentuk suatu sistem nilai

Contoh kegiatan pembelajaran Organization/orgnisasi:
•    Rajin, tepat waktu
•    Berdisiplin diri mandiri dalam bekerja secara independen
•    Mendiskusikan cara-cara menyelesaikan konflik antar teman

Ranah Psikomotorik
Domain psikomotorik adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik yang berkaitan dengan sebuah geraka tubuh dan bagian-bagianya, mulai dari gerakan yang sederhana sampai dengan gerakan yang kompleks atau rumit. Perubahan setiap gerakan yaitu minimal 30 menit setiap gerakannya.

Kata kerja yang digunakan haruslah sesuai dengan kelompok-kelompok ketarampilan masing-masing yatitu:
  1. Muscular or motor skill, meliputi mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat, menggerakkan dan menampilkan.
  2. Manipulation of materials or subjects, melputi memperbaiki, menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan dan membentuk
  3. Neuromuscular coordination, meliputi mengamati menerapkan, menhgubungkan, menggandeng, memadukan, memasang, memotong, menarik, dan menggunakan.
Berdasarkan taksonomi bloom tersebut, kemampuan peserta didik dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu tingkat tinggi dan tingkat rendah. Yang termasuk dalam kemampuan tingkat rendah yaitu terdiri atas oengetahuan, pemahaman dan aplikasi. Adapun yang termasuk kedalam kemampuan tingkat tinggi yaitu meliputi analisis, sintesis, evaluasi, dan kreativitas. Maka dari itu kegiatanpeserta didik dalam menghafal termasuk kedalam kemampuan tingiat rendah

Dilihat cara berpikir, kemampuan berpikir tingkat tinggi dibagi menjadi dua yaitu berpikir kritis dan berpikir kreatif. Berpikir kreatif adalah kemampuan melakukan generalisasi dengan menggabungkan, mengubah mengulang kembali keberdaan ide-ide tersebut. Lalu ada pula berpikir kritis yaitu kemmampuan peserta didik emberikan rasionalisasi terhadap sesuatu dan mampu memberikan penialain terhadp sesuatu tersebut. Rendahnya kemmepuan dari siswa/siswi dalam berpikir, bahkan hanya dapat mengafal, hal itu tidak terlepas dari kebiasaan guru dalam melakukan evaluasi atau penilaian yang hanya mengukur tingkat kemampuan yang rendah melalui paper and pencil test.

Peserta didik akan mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi juka tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkannya dan tidak dirahkan untuk itu.