Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Objek Evaluasi Perkembangan AUD

Ruang lingkup objek evaluasi perkembangan AUD meliputi program pengembangan pembiasaan dan program pengembangan kemampuan dasar. Pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Pembiasaan ini meliputi aspek perkembangan moral, nilai-nilai agama dan sosial. Dari program pengembangan moral dan nilai-nilai agama diharapkan dapat meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan membantu terbinanya sikap anak yang baik.

Dan dengan pengembangan sosial anak diharapkan dapat memiliki sikap membantu orang lain, dapat mengendalikan diri dan berinteraksi dengan lingkungannya. Ciri sosial anak usia pra sekolah sudah mulai mudah bersosialisai dengan lingkungannya. Adapun bentuk pembiasaan yang dilakukan disekolah setiap hari meliputi :

a. Kegiatan rutin, adlah kegiatan yang dilakukan disekolah setiap hari, misalnya berbaris, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.

b. Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan, misalnya meminta tolong dengan baik, menawarkan bantuan dengan baik, dan menjenguk teman yang sakit.

c. Pemberian teladan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan memberi teladan/contoh yang baik kepada anak, misalnya memungut sampah dilingkungan sekolah dan sopan dalam bertutur kata.

d. Kegiatan terprogram yaitu kegiatan yang terprogram dalam kegiatan pembelajaran (program semester, SKM, dan SKH), misalnya makan bersama dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

Ciri umum perkembangan sosial anak usia 4-5 tahun :

a. Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak-anak lain

b. Berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar

c. Menunjukkan perhatian untuk mengetahui lebih jauh tentang perbedaan jenis kelamin


Dalam perkembangan sosial, setiap anak akan melalui sebuah proses panjang, yang pada akhirnya nilai-nilai sosial tersebut menjadi bagian dalam diri seseorang anak. 

Bidang Pengembangan Pembiasaan Moral, Dan Nilai-Nilai Agama, Dan Sosial.

a) Perkembangan Fisik dan Motorik 

Perkembangan fisik sangat memiliki kaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh yang melalui kegiatan yang mengkoordinir antara susunan pada saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik terbagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus.


Perbedaan tersebut terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat, serta tinggi badan dan keterampilan yang dimiliki anak. Meskipun selama masa anak-anak pertumbuhan fisik mengalami keterlambatan tetapi keterampilan motorik halus dan kasar justru berkembang pesat.

1) Perkembangan Motorik Kasar

Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi berupa gerakan tubuh, seperti berlari, berjinjit, melompat, menggantung, melempar dan menangkap, serta menjaga keseimbangan. Pada anak usia 4 tahun, anak sangat menyukai kegiatan fisik yang menantang baginya, seperti melompat dari tempat tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Sedangkan pada usia 5 atau 6 tahun keinginan untuk melakukan kegiatan tersebut bertambah. Anak pada masa-masa seperti ini menyukai kegiatan seperti lomba balapan sepeda atau balapan lari atau kegiatan lainnya yang mengandung bahaya.

2) Perkembangan Motorik Halus

 Perkembangan motorik halus pad ataman kanak-kanak biasanya ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada anak berusia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Meskipun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang anak meruntuhkan bangunan itu sendiri. Sedangkan pada usia 5 sampai 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang sangat pesat. Pada masa ini anak mampu mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan serta dapat melakukan kegiatan menulis atau menggambar. Secara langsung maupun tidak langsung perkembangan pada fisik dan motorik anak akan mempengaruhi konsep diri serta perilaku anak sehari-harinya yang kemungkinan akan terus dibawa dimasa yang akan datang. Oleh karena itu pada masa ini anak memerlukan adanya perhatian khusus terhadap faktor-faktor yang diduga kuat memiliki pengaruh terhadap perkembangan fisik dan motorik anak.

b) Perkembangan Kognitif

 Perkembangan kognitif anak pra sekolah ini berada pada tahap pra operasional, yaitu tahapan dimana anak belum menguasai operasi mental secara logis. Yang memiliki ciri perkembangan kemampuan menggunakan sasuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol. Melalui kemampuan ini anak mampu memiliki imajinasi atau fantasi tentang banyak hal. Contohnya seperti anak dapat meniru penguasaan bahasa, meskipun cara berfikirnya secara egosentris, memusat dan tidak dibalik.

c) Perkembangan Bahasa

 Anak prasekolah biasanya mampu mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan dengan orang lain. Anak dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara, misalnya dengan bertanya, melakukan dialog dan bernyanyi. Sejak usia 2 tahun anak sudah memiliki minat yang kuat untuk menyebut berbagai nama benda dari minat tersebut akan terus meningkat yang dimana akan menambah perbendaharaan kata yang dimiliki. Dengan menggunakan kata-kata untuk menyebut benda atau menggambarkan peristiwa dapat membantu anak anak untuk membentuk sebuah gagasan yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Suyanto (Susanto, 2011) mengatakan dalam melatih anak belajar bahasa dapat dilakukan dengan cara berkomunikasi seperti:

a. Berkegiatan bermain bersama, anak secara langsung berkomunikasi dengan temannya sambil bermain.

b. Bercerita, baik mendengar anak bercerita maupun meminta anak bercerita.

c. Bermain peran, seperti anak memerankan menjadi ibu,dokter atau guru.

d. Bermain boneka tangan juga dapat mewakili anak berbicara dengan boneka tangan.

e. Belajar dan bermain kelompok (cooperative play dan cooperative learning).

d) Perkembangan Seni

 Pada tingkat pencapaian perkembangan seni ini anak tertarik pada kegiatan seni yang anak dapat menggambarkan objek sekitarnya, mengkombinasikan berbagai warna ketika menggambar atau mewarnai. Hal ini dapat dilihat pada saat anak menggambar rumah dengan bantuan orang tuanya. 


Kreativitas merupakan kemampuan anak dalam menciptakan sesuatu yang baru baik berupa hasil karya, produk, gagasan baru untuk melihat unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Menurut Gordon (Susanto, 2011) kreativitas berupa gagasan baru yang diciptakan seseorang atau merenovasi gagasan yang sudah ada menjadi lebih inovatif dan imajinatif. Sedangkan menurut Supriadi, kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun hasil karya nyata yang relatif berbeda dengan yang telah ada sebelumnya. Karena dengan berkreativitas anak dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan dirinya yang merupakan kebutuhan pokok tertinggi dalam hidup manusia.