Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Model Penanaman Nilai

Dari pembentukan nilai tersebut kemudian dijabarkan dengan model-model penanaman nilai, yang pada intinya ada empat model di antaranya adalah: 


Pertama, model dogmatik; yaitu untuk mengajarkan nilai kepada peserta didik dengan menyajikan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran yang harus diterima apa adanya tanpa mempersoalkan hakikat kebaikan dan kebenaran itu sendiri. 


Model ini dianggap kurang mampu mengembangkan keadaan rasional peserta didik dalam memahami dan menghayati nilai-nilai kebenaran akan kecenderungan bersifat dangkal dan terpaksa, karena tetap pada otoritas guru atau atasannya.


Kedua, model deduktif adalah cara menyajikan nilai-nilai kebenaran (ketuhanan dan kemanusiaan) dengan jalan menguraikan konsep tentang kebenaran itu agar dipahami oleh peserta didik.


Model ini terbentuk dari kebenaran sebagai teori atau konsep yang memiliki nilai-nilai baik, selanjutnya diambil beberapa contoh kasus terapan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat atau tertarik ke dalam nilai-nilai yang lebih khusus atau hampir sempit ruang lingkungannya.


Ketiga, model induktif adalah sebagai balikan dari model deduktif, yakni dalam penanaman nilai-nilai dimulai dengan mengenalkan kasus-kasus dalam kehidupan sehari-hari, kemudian ditarik maknanya secara hakiki tentang nilai-nilai kebenaran yang berada dalam kehidupan tersebut.


Keempat, model reflektif adalah merupakan gerakan dari pengguna model deduktif dan induktif, yakni menanamkan nilai-nilai dengan jalan mondar mandir atau memberikan konsep semua cara tentang nilai-nilai temuan, kemudian melihatnya dalam kasus-kasus kehidupan sehari-hari.