Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Anak

Adapun faktor yang mempengaruhi pendidikan formal anak adalah pengeluaran besarnya bersekolah. Hal ini disebabkan biaya pendidikan tidak hanya uang SPP, uang alat sekolah, uang buku, uang transportasi, uang jajan, uang seragam sekolah, sepatu dan kaos kaki, uang tas, uang ujian, dan uang pendaftaran. Namun Dibandingkan setelah terlempar dari pendidikan formal pendidikan informal menjadi alternatifnya. Alasan yang paling menonjol untuk mengikuti pendidikan informal adalah disebabkan putus sekolah formal dan untuk mendapatkan pekerjaan yang memerlukan kecakapan khusus.



Usaha untuk mencapai tujuan pendidikan memerlukan perhatian dari pihak anak dan kedua orang tua. Dalam segi pembiayaan dan pemenuhan kebutuhan lain-lain yang diperlukan bagi anak-anaknya dari orang tua yang mampu, maka hal ini merupakan hal yang tidak perlu dipermasalahkan akan tetapi bagi keluarga yang kurang mampu maka tentu saja hal ini menjadi kendala terhambatnya pendidikan anak-anak mereka.


Adapun kekhususan mengenai perhatian orang tua yang kurang mampu atau lemah ekonominya pada umumnya perhatian mereka pada anak- anaknya berkenaan dengan belajar itu kurang, karena sebagian besar waktunya dipergunakan untuk mencari bekal hidup yang pokok (makanan). Yang memprihatinkan lagi, banyak orang tua yang terpaksa menyuruh anaknya yang di bawah usia untuk membantu pekerjaan mereka, yaitu untuk meringankanbeban hidup yang ditanggungnya. Dan hal ini sangatlah mengganggu kelangsungan belajar daripada anak tersebut.


Di dalam kegiatan belajar-mengajar di butuhkan sarana dan prasarana sebagai penunjang terlaksananya pendidikan. Akan tetapi apabila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan akan dapat menyebabkan menurunnya mutu pendidikan. Sebagimana yang telah dikutip oleh Tim Dosen FIP IKIP Malang sebagai berikut :


“Status sosial ekonomi banyak menentukan kemampuan keluarga dalam menyediakan fasilitas sarana yang diperlukan anak dalam menelaah bahan pelajaran di sekolah dari soal makanan sampai buku-buku pelajaran”. 


Jika kita melihat fenomena yang terjadi saat ini setiap menjelang tahun ajaran baru dapat kita saksikan penerimaan siswa baru dari tingkat TK hingga SMU, dan bahkan sampai Perguruan Tinggi, orang tua bersama anak-anaknya bersama-sama berebut untuk dapat diterima di sekolah favorit. Pada saat seperti ini, nurani kita disentakkan oleh kenyataan bahwa ketika anak yang berasal dari keluarga kaya antri di sekolah-sekolah elit untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Anak dari keuarga miskin menghadapi banyak kesulitan. Berbekal NEM yang rendah dan dana yang sangat terbatas praktis mereka tidak  mempunyai kesempatan. Bahkan, sekalipun NEM memadai untuk melanjutkan ke sekolah bermutu, mereka tidak akan pernah bisa masuk dengan persyaratan yang rumit serta biaya yang mahal. 


Dari fenomena tersebut diatas dapat disimpulkan bahwasannya tingkat perekonomian keluarga sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak. Terlebih lagi jika ingin menyekolahkan anak disekolah-sekolah yang mutunya bagus maka biayanya pun akan mahal.


Adapun faktor lain yang turut mempengaruhi kelanjutan pendidikan anak adalah perspektif, reaksi ataupun sikap masyarakat terhadap pendidikan yang diselenggarakan pemerintah. Pandangan tentang pendidikan nilai anak turut mempengaruhi tingkat pendidikan anak. Semakin positif pandangan orang tua tentang nilai pendidikan anak, melahirkan minat dan kecenderungan untuk menyekolahkan anak sampai kejenjang sarjana. Banyak orang tua yang dalam ukuran ekonomi kurang mampu, namun berjuang sedapat-dapatnya untuk membiayai sekolah anak-anaknya.


Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya manusia. Pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pertumbuhan pendapatan nasional melalui peningkatan keterampilan dan produktivitas kerja. Pendidikan diharapkan dapat mengatasi keterbelakangan ekonomi lewat efeknya pada peningkatan kemampuan manusia dan motivasi manusia untuk berprestasi. Pendidikan berfungsi menyiapkan salah satu input dalam proses produksi, yaitu tenaga kerja. Hal ini selanjutnya akan mendorong peningkatan output yang diharapkan bermuara pada kesejahteraan penduduk. Semakin tinggi mutu pendidikan, semakin tinggi pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat. 


Pendidikan berfungsi menyiapkan salah satu input dalam proses produksi, yaitu tenaga kerja. Hal ini selanjutnya akan mendorong peningkatan output yang diharapkan bermuara pada kesejahteraan penduduk. Semakin tinggi mutu pendidikan, semakin tinggi pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat,  dipastikan program pemberdayaan pendidikan akan terlepas dari pemberdayaan masyarakat pesisir. Persoalan yang dihadapi adalah, sebagian masyarakat pesisir masih beranggapan bahwa pendidikan itu tidak penting. Yang perlu dilakukan memotong pragmatisme nelayan dan membalik paradigma bahwa pendidikan itu penting.


Pada perspektif nelayan pendidikan tetap merupakan kebutuhan dasar yang penting karena memiliki implikasi kuat terhadap pembangunan yang kuat dan aspek kehidupan lainnya. Orang tua yang berpendidikan menunjukkan minat yang tinggi untuk menyekolahkan anaknya. Harapan yangmendasarinya tentu agar kelak anaknya memiliki kehidupan yang lebih baik, setidaknya tidak lebih rendah kualitas hidup sang anak dibanding dengan kehidupannya sendiri.


Proses pendidikan anak sangat dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi orang tua, apalagi biaya sekolah merupakan beban yang terus meningkat dan hampir tidak terpikul di pundak orang tua dari golongan paling miskin. Penghasilan orang tua sebagi determinan yang sangat mempengaruhi bahkan menentukan kelangsungan pendidikan anak. Dapat disimpulkan rendahnya pendapatan orang tua berpengaruh terhadap rendahnya pendidikan anak.