Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Definisi dan Histori Kitab Al Barzanji

Kitab al-Barzanji dalam bahasa aslinya (Arab) dibaca dimana-mana pada berbagai kesempatan, antara lain pada peringatan maulid (hari/lahir), upacara pemberian nama bagi seseorang anak/bayi, acara sunatan (khitanan), upacara pernikahan, upacara memasuki rumah baru, berbagai syukuran dan ritus peralihan lainnya, sebagai sebuah ritual yang dianggap meningkatkan iman dan membawa manfaat yang banyak. Barzanji adalah buku sastra yang memuat sejarah biografi Nabi. Ia ditulis sesuai dengan setting sosial di masanya. Sebagai karya sastra, kitab Barzanji perlu mendapatkan apresiasi. 


Kitab ‘Iqd Al Jawahir (kalung permata) yang lebih dikenal dengan sebutan al-Barjanzi. ditulis oleh Syeh Ja’far bin Hasan bin Abd Al Karim bin As Sayyid Muhammad bin Abd Ar Rasul Al Barzanji ibn Abd Ar Rasul bin Abd As Sayyid abd Ar Rasul bin Qolandri bin Husain bin Ali bin Abi Tholib ra. Beliau lahir di madinah tahun (1103-1180 H/1690-1766) M. Mufti Syafi’I Madinah dan khatib Masjid Nabawi di Madinah, dimana seluruh hidupnya dipersembahkan untuk kota suci nabi ini.  


Beliau juga seorang imam, guru besar di masjid nabawi serta merupakan satu diantara pembaharu Islam di abad XII. Nama Al Barzanji dibangsakan kepada nama penulisnya, yang juga sebenarnya diambil dari tempat asal keturunannya yakni daerah barzinj (kurdistan). Nama tersebut menjadi popular di dunia islam pada tahun 1920 an ketika Syekh Mahmud Al Barzanji memimpin pemberontakan nasional kurdi terhadap inggris yang pada waktu itu menguasai Irak. 


Karya tulisnya tentang maulid ada dua, yaitu yang dikenal di Indonesia dengan Maulid al-Barzaji Natsr dalam bentuk prosa-lirik, dan Maulid al-Barzanji Nadzam dalam bentuk puisi.  Kitab Al Barzanji ditulis dengan tujuan untuk meningkatkan kecintaaan kepada Nabi Muhammad saw dan agar umat Islam meneladani kepribadiannya, sebagaimana disebutkan dalam Al quran surat Al Ahzab ayat 21: “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. 


Selain kitab-kitab maulid tersebut, Al Barzanji juga menulis kitab risalah yang dinamakan Jaliyah Al Karbi bi Ashabi Sayyid Al Karbi wa Al  Ajm. Selain itu Syekh Ja’far juga mengarang Kitab Manaqib Syaikh ‘Abdul Qodir Al Jailani, dengan tujuan memperkenalkan substansi amalan, ajaran, dan fatwa al-Jailani, yang diperuntukkan bagi para pengikut dan masyarakat kebanyakan. Penulisan kitab tersebut didasarkan pada penuturan para ulama tarekat Qadariyyah, dengan semangat rasa cinta penulisnya untuk membeberkan keteladanan Syaikh ‘Abdul Qodir Al Jailani kepada masyarakat umum. Kesufian Al Barzanji nampak ketika ia ungkapkan bahwa penulisan manaqib juga dimaksudkan untuk mendapatkan turunnya keberkahan dari langit, dan mengundang pula turunnya kemurahan sang Hadrat al ‘Arsy (Allah swt).  


Kitab Berzanji pada Masa Kini

Kitab Barzanji terdiri dari tujuh puluh enam halaman yang terbagi menjadi dua bagian yaitu, dalam bentuk prosa dan dalam bentuk syair. keduanya bertutur tentang kehidupan Muhammad, mencakup silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi rasul. Karya itu juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia. Sebuah karya tulis seni sastra yang memuat kehidupan Nabi Muhammad saw. Karya sastra ini dibaca dalam berbagai upacara keagamaan di dunia Islam, termasuk Indonesia, sebagai bagian yang menonjol dalam kehidupan beragama tradisional. 


Dengan membacanya dapat ditingkatkan iman dan kecintaan kepada nabi Muhammad saw dan diperoleh banyak manfaat. Kitab ini memuat riwayat kehidupan nabi Muhammad saw : silsislah keturunannya, kehidupannya semasa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi rasul. Al Barzanji juga mengisahkan sifat sifat yang dimiliki Nabi saw dan perjuangannya dalam menyiarkan Islam dan menggambarkan kepribadiaanya yang agung untuk dijadikan teladan bagi umat manusia. Di dalam kitab Al Barzanji dilukiskan riwayat hidup nabi Muhammad saw dengan bahasa yang indah, berbentuk puisi serta prosa dan kasidah yang sangat menarik perhatian orang yang membaca/mendengarkan, apalagi yang memahami arti dan maksudnya. 


Garis Besar Isi Kitab Barazanji

Secara garis besar paparan Al Barzanji dapat diringkas sebagai berikut

a. Silsilah nabi Muhammad saw adalah : Muhammad Bin Abdullah bin Abdul Muttolib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qusaiy bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Fihr bin Malik bin Nadir bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan

b. Pada masa kanak-kanaknya banyak kelihatan hal luar biasa pada diri Muhammad saw. Misalnya: malaikat membelah dadanya dan mengeluarkan segala kotoran yang terdapat di dalamnya.

c. Pada masa remajanya ketika berumur 12 tahun, ia dibawa pamannya berniaga ke syam (suriah). Dalam perjalanannya pulang, seorang pendeta melihat tanda-tanda kenabian pada dirinya.

d. Pada waktu berumur 25 tahun ia melangsungkan pernikahannya dengan Khadijah binti Khuwailid

e. Pada waktu berumur 40 tahun ia diangkat menjadi rasul. Mulai saat itu ia menyiarkan agama islam sampai ia berumur 62 tahun dalam dua periode yakni mekah dan madinah, dan ia meninggal dunia di madinah sewaktu berumur 62 tahun setelah dakwahnya dianggap sempurna oleh Allah swt. 

Dalam acara-acara Al Barzanji dilagukan dengan bermacam-macam lagu yaitu :

a. Lagu Rekby : membacanya dengan perlahan-lahan

b. Lagu Hejas : menaikkan tekanan suara dari lagu rekby

c. Lagu Ras : menaikkan tekanan suara yang lebih tinggi dari lagu hajas, dengan irama yang beraneka ragam

d. Lagu Husain : membacanya dengan tekanan suara yang tenang

e. Lagu Nakwan : membacanya dengan suara tinggi dengan irama yang sama denga lagu ras

f. Lagu Masyry: melagukannya dengan suara yang lembut serta dibarengi dengan perasaan yang dalam. 


Ada yang membacanya secara kelompok sampai tujuh kelompok yang bersahut-sahutan dan ada pula yang tidak dalam kelompok tetapi membacanya secara bergiliran satu per satu dari awal sampai akhir kitab Al Barzanji yang merupakan teks sering dihafalkan dan oleh beberapa ulama indonesia telah dikomentari dalam bahasa jawa, indonesia dan arab antara lain :

a. Nawawi Al Bantani, Madarij As Su’ud Ila Iktisa’ Al Burud (jalan naik untuk dapat memakai kain yang bagus).

b. Ahmad Subki Masyhadi, Nur Al Lail Ad Daji Wa Miftah Bab Al Yasar (cahaya di malam gelap dan kunci pintu kemulyaan).

c. Asrori Ahmad, Munyat Al-Martaji Fi Tarjamah Maulid Al Barjanzi (harapan bagi pengharap dalam riwayat hidup nabi tulisan Al Barjanzi).

d. Mundzir Nadzir, Al Qoul Al Munji ’Ala Ma’ani Al Barjanzi (ucapan yang menyelamatkan dalam makna-makna Al Barjanzi),

e. M Mizan Asrani Muhammad , Badr Ad Daji fi Tarjamah Maulid Al  Barjanzi (purnama gelap gulita dalam sejarah nabi yang ditulis Al Barjanzi). 


Penggunaan Kitab Barzanji sebagai Salawat Nabi dalam Perayaan Maulid

Bagi sebagian umat Islam Indonesia, tanggal 12 Rabi’ul Awal dipandang sangat penting, karena pada tanggal itulah Nabi Muhammad saw dilahirkan. Selain itu karena pribadi Nabi Muhammad saw sendiri yang dijadikan oleh Tuhan sebagai pribadi yang menarik. Segi menariknya diantaranya sebagai berikut:

a. Nabi Muhammad saw sebagai Nabi yang terakhir, penutup sekalian Nabi dan Rasul. Dalam Al quran disebutkan :

مَّاكَنَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِن رِّ جَالِكُمْ وَلٰكُن رَّسُولَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّنَ ۗ وَكَانَ اللهُ بِكُلِّ شَيْ ءٍ عَلِيْمًا .

Terjemahan :

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Qs. Al Ahzab (33): 40)   


b. Nabi Muhammad saw dijadikan Tuhan sebagai uswah hasanah atau teladan yang baik. Dalam Al quran disebutkan :

لَّقَدْ كَا نَ لَكُمْ فِى رَسُو لِ اللهِ أُ سْوَ ةٌ حَسَنَةٌ  لَمِنَ كَا نَ يَرْجُوااللهَ و َالْيَوْ مَ الْأَ خِرِوَذَ كَرَ اللهَ كَثِيرًا.


Terjemahan :

Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Qs. Al  Ahzab (33) :21)  


c. Allah swt dan para malaikat Nya bershalawat untuk Nabi Muhammad, dan Allah memerintahkan umat manusia ikutه bershalawat untuk Nabi Muhammad. Hal ini disebutkan di dalam kitab suci Al quran :

إِنَّ اللهَ وَمَلَىِٰٕكَتَهُ يُصَلُّو نَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يٰأُّ يُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُ أ صَلُّواعَلَيْهِ وَسَلِّمُواتَسْلِيمًا .

Terjemahan :

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Qs. Al Ahzab (33): 56) 



Hikmah yang dapat diambil dari memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw sangatlah beraneka ragam. Dalam sejarah, ternyata Nabi Muhammad saw adalah tokoh yang berhasil dan memiliki pengaruh yang cukup luas. Dalam catatan Michael H. Hart melalui bukunya yang berjudul The 100, a Rangking of the Most Influential Persons in History (Seratus Tokoh yang Berpengaruh dalam Sejarah) Nabi Muhammad saw diletakkan dalam rangking pertama sebagai pemimpin dunia yang paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Disadari atau tidak disadari bagi umat manusia, itulah yang telah menjadi ketetapan Allah swt , dan hal itu ditegaskan dalam Al qurân bahwa Nabi Muhammad saw adalah teladan yang baik.


Keteladanan Nabi Muhammad saw adalah air penyejuk bagi jiwa-jiwa yang gersang khususnya generasi muda yang sering kehilangan jati diri dalam mengimitasikan dirinya dengan orang lain. Pribadi Rasulullah merupakan teladan yang wajib diikuti dan ditiru. Kita mengetahui bahwa seluruh aspek kehidupan beliau, yang dimulai dari kehidupan anak-anak, remaja, kehidupan rumah tangganya hingga kegiatannya di tengah-tengah masyarakatnya, merupakan teladan yang dapat kita ambil hikmahnya. Karena itu Allah mengingatkan kita :

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُو نِى يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُو بَكُمْ ۗ وَاللهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ .

Terjemahan :

Katakanlah: “jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutlah aku (Nabi Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengapuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran (3): 31). 


Ayat tersebut mengingatkan kalau kita (umat Islam) memang benar-benar mencintai Allah maka haruslah meneladani Nabi. Dengan kata lain orang yang tidak mau ber-uswah atau meneladani Nabi berarti kecintaannya pada Allah masih dipertanyakan. Kemudian Untuk dapat meneladani Nabi kita harus mengenal dan

mengetahui bagaimana perjalanan hidup Nabi. Sebab mana mungkin kita dapat mencontoh dan meneladani pribadi Nabi Muhammad saw kalau kita sendiri “buta” terhadap sejarah kehidupan beliau. Maka dari itu umat Islam harus belajar mengenali kehidupan Nabi lewat buku-buku sejarah atau kitab-kitab tarikh.


Di antara kitab-kitab yang berkembang adalah kitab berzanji, burdah, diba’i. Kitab-kitab tersebut kemudian dikenal sebagai pegangan kaum nahdiyin yang kemudian dijawantahkan dalam setiap kehidupan dalam bentuk kegiatan yang dikolaborasikan melalui salawatan. Bersalawat adalah salah satu bukti kecintaan kita kepada Nabi Muhammad. Kenikmatan dalam membaca shalawat adalah ungkapan kecintaan kepadanya. Karena itu menurut Nabi Muhammad, orang yang paling dekat dengan beliau pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak membaca shalawat kepadanya; artinya, orang yang paling mencintainya.


Di dalam buku Fiqh Tradisional dikatakan bahwa membaca sholawat kepada nabi artinya memohon kepada Allah swt agar memberikan kesejahteraan kepada hamba pilihan Nya itu.  Allah berfirman dalam Qs. At Taubah (9): 103 :

خُذْ مِن أَمْوٰ لِهِمْ صَدَ قَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۗ إِنَّ صَلَوٰ تَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ .

Terjemahan :

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.  


Jawadi Amuli menjelaskan bahwa: 

Sesungguhnya, setiap sholawat yang dicurahkan tidak akan menambah kesempurnaan Nabi saw. Sebab Allah telah menganugerahkan kesempurnaan yang pantas kepada Nabi Nya. Adapun sesuatu yang kita minta kepada Allah bukanlah sebagi sebab dan perantara dalam faidh (manifestasi) kepada Nabi. Namun, melalui sholawat-sholawat tersebut segenap kesempurnaan nabi akan semakin nampak, yang pada gilirannya menjadi penyebab bagi diturunkannya rahmat ilahi.