Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pola Pendidikan Kita


Mendidik


Aktivitas tingka laku manusia dipengaruhi pola dan kebiasaan yang dilakukan, ta ubahnya seperti pembiasaan diri terhadap penggunaan pola waktu. Banyak sekali orang yang bisa menggunakan waktu sangat manfaat dengan pola memaksimalkan diri dengan melakukan aktivitas yang bermanfaat dari bangun tidur sampai ia tidur bangun lagi, itulah pola produktifitas diri dari hasil pola pendidikan yang diterapkan dalam diri seseorang untuk melakukan apapun, dimanapun dan kapanpun secara ketat. Jangan berharap kalau Anda bisa menggunakan waktu dengan pola yang sangat maksimal manakalah, Anda tidak bisa mengontrol diri dalam menekan kebiasaan-kebiasaan tidak baik seperti menggunakan waktu senggang dengan leha-leha atau santai-santai tanpa tujuan apapun, yang pada akibatnya akan membuat nilai waktu yang kita miliki kurang berguna dan manfaat. Beberapa hasil penelitian yang dilakukan terhadap orang produktif, rata-rata mereka bisa menggunakan waktu dengan maksimal dan berorientasi pada kualitas dan kuantitas diri untuk berkarya dan berkreasi  dalam inovasi mengembangkan diri, pola semacam ini dimiliki oleh Negara-negara maju yang tingkat produktivitas memiliki standarisasi baku dan sangkat produktif apa yang dikerjakan.

Pelajaran penting dari pola pendidikan yang kita berikan ialah, kadang kita kurang menentukan dan mengarahkan murid-murid kita saat kita mendidik mereka, padahal mereka butuh arahan dan bimbingan kesuatu tujuan untuk menghapai apa yang diharapkan dari mesin produksi berupa (pola pendidikan) proses learning outcome yang dilakukan. Terkadang kita sebagai pendidikan kurang evaluasi dan intropeksi diri terhadap kondisi dan keadaan diri siswa, karena kita sangat menekkan pikiran kita kedalam dunia mereka, sehingga terjadi messingling (tidak nyampai pada tujuan) apa yang kita harapkan. Murid-murid bagaikan kertas putih yang siap dijadikan apa bentuknya serta pewarnaannya, sehingga tergantung apa yang mau ditulis dalam pikiran mereka berupa pola pendidikan yang diberikan.

Jangankan kita yang sudah dewasa dan memiliki tingkat umur yang matang, kualitas diri haruslah terus diperbaharui melalui pendidikan sepanjang hayat tanpa mengenal batas usia dan waktu (long life education). Tidak patut kita bertanya pada siapapun mengenai pola pendidikan karakter diri kita yang kita miliki saat ini, akan tetapi perlu refleksi diri setiap personal untuk paham dan mengerti apa makna dan tujuan kita dilahirkan serta kita dididik dilingkungan pendidikan yang selalu dilakukan dari taman kanak-kanak sampai ke pendidikan diperguruan tinggi. Pendidikan bisa menjadi indicator tingkat kualitas unsure yang mempengaruhi sikap, keperibadian, etika, moral dan karakter setiap murid. Karena mereka adalah desain kehidupan yang diberikan lingkungan, keluarga, dan masyarakat baik itu hal-hal yang positif maupun negative.

Jadilah bagian dari proses pola yang dibentuk dalam kehidupan ini, utamanya mereka yang saat ini menikmati pendidikan sekolah dari dasar, menengah dan atas yang perna ditempuh. Pola pendidikan tak ubahnya seperti proses pengukiran atau pahatan yang dilakukan oleh ahli pemahat kayu maupun batu yang memiliki cirri khas ukir karakter tertentu yang berbeda setiap tahapan-tahapannya. Proses detailnya perlu dilalui serta dihayati dan nikmati alur strukturnya. Maka dari itu menemukan pola pendidikan yang bagus dan berkarater sangat tidak muda meskipun semua lembaga pendidikan menawarkan pola dengan tujuan bahwa pendidikan Islam yang ada menjadikan pegangan serta indicator yang sudah ada .