Sejarah Belanda & Portugis
Sejak kekuasaan Belanda yang menggantikan Portugis di Indonesia. Brugmans menyatakan pendidikan ditentukan oleh pertimbangan ekonomi dan politik Belanda di Indonesia. Pendidikan dibuat tidak berlaku untuk semua kalangan, dan berdasarkan tingkat kelas. Pendidikan diutamakan untuk anak-anak Belanda inilah model saat masa penjakahan, sedangkan untuk anak-anak pribumi Indonesia dibuat dengan kualitas pendidikan yang lebih rendah (era masa penjajahan). Pendidikan bagi pribumi berfungsi untuk menyediakan tenaga kerja murah yang pada saat itu sangat dibutuhkan oleh penguasa penjajah. Untuk melancarkan misi pendidikan demi pemenuhan tenaga kerja murah, pemerintah mengusahakan agar bahasa Belanda bisa diujarkan oleh masyarakat untuk mempermudah komunikasi antara pribumi dan Belanda. Pemerintah Belanda lambat seolah-olah bertanggung jawab atas pendidikan anak Indonesia melalui politik etis. Pendidikan dasar berkembang sampai tahun 1930 dan terhambat karena krisis dunia.
Masa krisis ekonomi merintangi perkambangan lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan dibuat dengan biaya yang lebih murah. Jadi, pendidikan sangat sulit dijangkau oleh orang kebanyakan, pendidikan dibuat untuk alat penguasa. Pendidikan dibuat oleh orang Belanda yang memiliki ciri-ciri tertentu. Pertama, gradualisme yang luar biasa untuk penyediaan pendidikan bagi anak-anak Indonesia Belanda membiarkan penduduk Indonesia dalam keadaan yang hampir sama sewaktu mereka mengijakkan kaki saat awal menjaja, pendidikan tidak begitu diperhatikan, sehingga masa-masa penjajahan kondisi pendidikan sangat memprihatinkan. Kedua, dualisme diartikan berlaku dua sistem pemerintahan, pendidikan anak Indonesia berada di tingkat bawah. Ketiga, kontrol yang sangat kuat.
Pemerintah Belanda juga membuat sekolah di desa. Sekolah desa sebagai siasat untuk mengeluarkan biaya yang murah. Sekolah desa juga diciptakan tahun 1907. Kalau lembaga pendidikan disamakan dengan sekolah kelas dua, pemerintah melakukan taktik agar penduduk tidak bekerja lagi disawah. Penduduk diupayakan tetap menjadi tenaga kerja demi mengamankan hasil panen dari para petani.
Masa penjajahan Belanda berkaitan dengan pendidikan yang merupakan bagian dari catatan sejarah kelam. Penjajah membuat pendidikan sebagai alat untuk memperoleh keuntungan melalui tenaga kerja murah. Sekolah juga dibuat dengan biaya yang murah agar tidak membebani kas pemerintah. Belanda digantikan oleh kekuasaan Jepang lebih para lagi. Jepang membawa ide kebangkitan Asia yang tidak kalah liciknya dari Belanda. Pendidikan semakin menyedihkan dan dibuat untuk menyediakan tenaga cuma-cuma dan kebutuhan prajurit demi kepentingan perang Jepang. Sistem penggolongan dihapuskan oleh Jepang. Rakyat menjadi alat kekuasaan Jepang untuk kepentingan perang. Pendidikan dimasa kekuasaan Jepang memiliki landasan yang mengajak bangsa Indonesia bekerjasama untuk mencapai kemakmuran bersama Asia Raya. Pelajar harus mengikuti latihan fisik, latihan kemiliteran, dan indoktrinasi yang ketat.
Sejarah Belanda sampai Jepang sebagai alur penjelasan kalau pendidikan digunakan sebagai alat komunikasi oleh penguasa pada era penjajahan. Pendidikan dibuat dan diajarkan untuk melatih tenaga kerja. Penjajahan Belanda dan Jepang menjadikan pendidikan sebagai senjata yang ampuh untuk ditempatkan untuk penduduk sebagai pendukung biaya. Pendidikan pula yang akan dikembangkan untuk membangun Negara Indonesia sesudah merdeka. Oleh karena itu perubahan sangat mendasar menyangkut pennyesuaian dalam bidang pendidikan. Pemerintah mengadakan program pemberantasan buta huruf.
Program ini tidak mudah untuk dilaksanakan dan berbagai keterbatasan sumber daya, kendala gedung sekolah dan guru guna membangun sumber daya manusia. Buta huruf yang dimaksud adalah buta huruf Latin. Jadi kegiatan pemberantasan buta huruf di pedesaan yang diprogramkan oleh pemerintah untuk menanggulangi angka buta aksara di Indonesia dan buta pengetahuan dasar, pendidikan kurang lebih tidak berdampak pada rumah tangga kurang mampu pada masa itu. Kemerdekaan Indonesia tidak membuat nasib orang tidak mampu terutama dari sektor pertanian menjadi lebih baik, karena masih proses pertumbuhan dan perkembangannya. Adapun tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi beras dalam waktu sesingkat mungkin dengan mengenalkan bibit padi unggul.
Pada jaman penjajahan Belanda juga pernah dilakukan, Jepang memaksakan bibit dari Taiwan. Pendidikan pada masa Belanda dan Jepang pasca setelah kemerdekaan sulit dicapai oleh masyarakat dari rumah tangga kurang mampu atau[un masyarakat biasa. Mereka dijadikan tenaga kerja yang diandalkan untuk mencapai keuntungan yang maksimal. Sesudah jaman kemerdekaan. Pendidikan sebagai alat penguasa untuk mengembangkan program yang dianggap dapat mendukung peningkatan pemasukan pemerintah.
Jadi kesimpulannya adalah sejarah pendidikan merupakan sejarah yang mengkaji tentang berbagai sistem pendidikan, persekolahan dan gagasan-gagasan tentang pendidikan masyarakat, keagamaan dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, dalam wujud gambarannya sejarah pendidikan sulit dibedakan dengan sejarah intelektual jika yang dikaji mengenal gagasan pendidikan.
By : Feni Julviana