Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BAGAIMANA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA SERTA PERAN SEORANG GURU DALAM MEMBANTU SISWA?

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesulitan Belajar
Secara harfiah, kesulitan belajar didefinisikan sebagai rendahnya kepandaian yang dimiliki seseorang dibandingkan dengan kemampuan yang seharusnya dicapai orang itu pada umur tersebut. Karena kesulitan belajar anak sulit berkonsentrasi saat guru menerangkan di depan kelas. Kesulitan belajar adalah kelemahan yang tidak terlihat secara lahiriah. Akan tetapi ada beberapa orang yang mengalami kesulitan dalam kurun waktu yang sebentar. Kesulitan belajar dapat menghambat proses belajar.

Mengatasi kesulitan belajar


Dalam proses belajar mengajar tentunya siswa harus dapat berkonsentrasi pada setiap materi yang disampaikan oleh guru pengajar. Terkadang ada beberapa siswa yang tidak mendengarkan saat guru sedang menerangkan pelajaran, sehingga banyak siswa yang terkadang tidak memahami apa yang diterangkan guru di depan kelas. Salah satu penyebab dalam menurunnya konsentrasi siswa adalah kesulitan belajar siswa. Contohnya mungkin siswa tersebut tidak kelihatan tulisan di papan tulis saat guru menerangkan.

B. Jenis Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar dibagi menjadi tiga kategori besar, yaitu:
1. Kesulitan dalam berbicara dan berbahasa
Kesulitan dalam berbicara dan berbahasa sering menjadi indikasi awal bagi kesulitan belajar yang dialami seorang anak. Orang yang mengalami kesulitan biasanya sulit dalam menghasilkan bunyi-bunyi bahasa yang tepat, berkomunikasi dengan orang lain melalui penggunaan bahasa yang benar, atau memahami apa yang orang lain katakan.

2. Permasalahan dalam hal kemampuan akademik
Peserta didik yang mengalami gangguan ini berbaur bersama teman-teman sekelasnya demi meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung mereka dan kemampuan akademik lainnya.

3. Kesulitan lainnya, yang mencakup kesulitan dalam mengkoordinasi gerakan anggota tubuh serta permasalahan belajar yang belum dicakup oleh kedua kategori di atas. 

C. Faktor-Faktor Kesulitan Belajar
Fenomena kesulitan belajar dapat dilihat dari menurunnya penampilan akademik atau prestasi belajarnya. Selain itu, kesulitan belajar dapat dilihat dari adanya atau munculnya perilaku yang tidak biasa, siswa seperti suka berteriak di kelas, mengganggu teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah serta sering minggat dari sekolah.  Pada garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada peserta didik dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu:
1. Faktor Internal
a. Gangguan secara fisik
b. Kelemahan-kelemahan secara mental (baik dari lahir maupun dari pengalaman) 
c. Kelemahan emosional
d. Kelemahan-kelemahan dari kebiasaan dan sikap yang salah
2. Faktor Eksternal
a. Kurikulum yang seragam (uniform)
b. Ketidaksesuaian standar sistem pengajaran
c. Faktor keluarga 

D. Gejala-gejala Kesulitan Belajar
Dalam hal ini biasanya guru atau orang tua menganggap siswa tersebut mungkin malas atau bodoh dan tidak diperdulikan bahkan akan diasingkan. Keadaan ini tidak akan menyelesaikan masalah bahkan akan menambah parah masalah yang muncul. Oleh karena itu, guru perlu mendeteksi gejala-gejala yang ada untuk dapat memberikan solusi. Beberapa perilaku yang merupakan gejala kesulitan belajar, antara lain: 

1. Menunjukkan hasil belajar di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada siswa yang sudah giat belajar, tapi nilai yang diperolehnya selalu rendah.
3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yang disediakan.
4. Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.
5. Menunjukkan perilaku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, menganggu di dalam atau pun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, dan sebagainya.
6. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti: pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu. Misal, dalam menghadapi nilai rendah, tidak menunjukkan perasaan sedih atau menyesal, dan sebagainya. 

E. Peran Seorang Guru
Di Indonesia belum ada definisi yang baku tentang kesulitan belajar. Para guru umumnya memandang anak mengalami suatu kesulitan dalam belajar  ketika berprestasi rendah dalam mata pelajaran tertentu serta menunjukkan kemampuan belajar yang lamban selama proses belajar mengajar berlangsung. Kesulitan belajar dialami seseorang ketika ia tidak mampu mencapai tujuan dan atau pembelajaran yang telah ditentukan dalam waktu tertentu.

Konsentrasi dalam belajar sangat penting bagi peserta didik. Tidak hanya saat belajar di sekolah tapi juga di rumah. Jika peserta didik tidak dapat berkonsentrasi mungkin dapat disebabkan beberapa sesuatu, mungkin seperti bermain dengan alat komunikasi atau suasana belajar yang kurang nyaman. Oleh karenanya harus menyingkirkan yang dapat mengganggu konsentrasi. Misal, seperti alat komunikasi. Jadi, sebaiknya dinonaktifkan terlebih dahulu. Dan jika belajar disekolah kita harus menciptakan suasana belajar yang kondusif. 

Guru mempunyai peran yang sangat besar dalam pendidikan, terutama dalam membantu peserta didiknya yang mengalami kesulitan maupun masalah belajar. Guru juga harus bisa menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Guru sebagai pendidik dituntut untuk bertanggung jawab atas perkembangan siswa, serta harus memperhatikan kemampuan siswa secara individual, agar dapat membantu perkembangan siswa secara optimal dan dapat mengenali siswa yang mengalami kesulitan belajar.

F. Tips Agar Anak Merasa Senang dan Nyaman saat Belajar
Beberapa tips yang dapat diterapkan oleh guru, yaitu  :
1. Menguatkan niat, kemauan, dan keteguhan hati
2. Belajar di tempat yang nyaman
3. Belajar sambal diiringi music
4. Olahraga dan senam otak sebelum belajar
5. Membuat jadwal belajar
6. Menggunakan metode belajar yang tepat