Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Komunikasi Transendental Dalam Realita Kehidupan

PENDAHULUAN
Komunikasi adalah sebuah hal yang umum dan sudah biasa terjalin antara sesama manusia. Dalam suatu komunikasi yang terjalin antara sesama manusia disebut Komunikasi Horisontal, sedangkan komunikasi yang terjalin antara manusia dengan penciptanya disebut komunikasi vertikal.


Sebuah komunikasi antar sesama manusia memang penting tetapi komunikasi antara makhluk dengan penciptanya jauh lebih penting. Walaupun hakikatnya komunikasi transendental paling sedikit dibicarakan, namun komunikasi inilah yang palling penting. “Dekati dulu penciptanya baru kau dekati makhluk-Nya, kau saja enggan menghadap sang pencipta bagaimana kau bisa dekat dengan yang kau inginkan?” (Eka Navyana).


Kutipan tersebut salah satu kunci bahwa sebelum dekat makhluk ciptaan-Nya memang kita harus berkomunikasi kepada Tuhan karena Ia yang menciptakan. Tentunya hanya Allah yang Maha membolak-balikkan hati. Cukup masuk akal. Ditambah lagi dengan pemikiran Deddy Mulyono komunikasi transendental inilah yang tepenting karena mampu memengaruhi keberhasilan manusia melakukannya tidak saja menentukan nasibnya di dunia, tetapi juga di akhirat (Issn, 2015). Pada tulisan ini akan membahas seberapa vitalnya komunikasi yang terjalin antara manusia dengan Tuhannya.


PEMBAHASAN

Manusia terkadang lupa diri, mereka terlalu banyak mempelajari hal-hal yang bersifat duniawi seperti memahami membaca pesan tersirat dari sesamaya, tetapi lupa bagaimana berkomunikasi dengan Sang Pencipta. Tentunya jika berkomunikasi dengan Tuhan memang secara gampang yang kita bayangkan adalah saat beribadah dan berdoa, itu memang benar dan terdengar klise. Namun, jika melakukan dengan sungguh-sungguh maka akan merasakan sensasi yang luar biasa teramat syahdu. Karena dengan doa manusia bisa lebih dekat tak terbatas tanpa sekat dengan Sang Pencipta melebihi urat nadi sendiri.
Ada suatu kalimat yang mengatakan bahwa “jika terbangun pada sepertiga malam, maka tandanya ragamu ingin berhubungan dengan Sang Pencipta”. Jadi jika terbangun pada saat itu jangan menyia-nyiakan dengan kembali bermimpi, lebih baik bangun dan gunakan untuk bermunajat kepada Sang Penguasa alam, karena itu adalah salah satu kesempatan untuk berkomunikasi dengan-Nya lebih intim, lebih dekat, dan lebih mesra. Bukan tanpa sebab jika tiba-tiba terjaga, karena hanya orang-orang tertentu yang diberi kesempatan untuk berdekatan dengan Sang Penguasa alam ketika makhluk di seluruh bumi sebagian besar berpelukan mesra dengan gulingnya dan bergelung di bawah selimutnya.