Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengoptimalkan Peran Pendidik pada Pendidikan Anak Usia Dini dalam Pembelajaran Berbasis Perkembangan Otak



Mengoptimalkan Peran Pendidik pada Pendidikan Anak Usia Dini dalam Pembelajaran Berbasis Perkembangan Otak


Masa anak‐anak merupakan salah satu masa rentang dalam kehidupan manusia yang pasti dilalui oleh semua manusia di dunia ini. Pada masa inilah terjadi banyak sekali proses penanaman nilai kehidupan yang pertama kali. Pada masa ini pula, selalu bertumpu harapan dari para orangtua yang selalu menginginkan anak‐anaknya nanti dapat menjadi seseorang yang berguna dan dapat sukses di masa mendatang. Maka tidak heran jika kemudian banyak orangtua yang berlomba‐lomba memasukkan anaknya ke dalam sekolah yang favorit, dengan harapan dapat memberikan pendidikan yang lebih berkualitas, sehingga harapannya dapat mencetak sang anak menjadi seseorang yang pintar, cerdas, dan memiliki kepribadian yang baik.

Bukan suatu hal yang mengherankan jika para orangtua menginginkan hal‐hal tersebut, mengingat memang anak‐anak adalah orang‐orang yang nantinya akan meneruskan tongkat estafet kehidupan di dunia ini dari para orangtua. Anak‐anak adalah generasi penerus bangsa. Hal itulah yang sering dikatakan para guru dan orang tua kepada anak‐anak. Di tangan anak‐ anak itulah masa depan bangsa ini berada, sehingga banyak pula orang yang mengatakan, bahwa anak‐anak adalah warisan yang paling berharga yang harus dijaga baik‐baik.

Masa anak‐anak adalah suatu masa yang relatif panjang bagi anak‐anak untuk belajar tentang segala hal. Pada masa inilah anak‐anak mengalami proses perkembangan dalam berbagai macam hal, seperti perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan mental, perkembangan sosial, perkembangan emosional, maupun perkembangan moral. Anak memiliki banyak potensi pada masing‐masing bentuk perkembangan tersebut. Agar dapat mengoptimalkan potensi pada tiap‐tiap perkembangan anak tersebut, maka anak harus difasilitasi dalam wadah yang tepat, yakni pendidikan yang tepat. Pendidikan ini tidak semata pendidikan secara formal saja, namun juga termasuk di dalamnya adalah pendidikan dalam keluarga, pendidikan dalam masyarakat, dan tentunya pendidikan secara formal pada suatu lembaga pendidikan.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dapat memfasilitasi anak dalam mengoptimalkan segala potensi perkembangan yang ada pada dirinya, terutama pada anak usia dini. PAUD bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak (the whole child) agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh sesuai falsafah suatu bangsa. Anak dapat dipandang sebagai individu yang baru mengenal dunia. Oleh karena itu, anak perlu dibimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang dunia dan isinya. PAUD merupakan salah satu media dan wadah untuk membimbing anak dalam mengenali dunianya.

PAUD merupakan pendidikan yang amat mendasar dan strategis, karena masa usia dini merupakan masa yang penting dan menjadi fondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Kehidupan pada masa anak dengan berbagai pengaruhnya adalah masa kehidupan yang sangat penting khususnya berkaitan dengan diterimanya rangsangan (stimulasi) dan perlakuan dari lingkungan hidupnya. Selain itu, masa usia dini sangat menentukan bagi anak dalam mengembangkan potensinya. Karena PAUD merupakan pondasi bagi perkembangan kualitas sumber daya manusia pada masa berikutnya.

Demikian pentingnya PAUD sebagai salah satu sistem pendidikan nasional, sehingga peningkatan penyelenggaraan PAUD di suatu negara memegang peranan yang vital untuk kemajuan bangsa tersebut di masa yang mendatang. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu manajamen dan tata laksana yang baik dalam penyelenggaraan PAUD di berbagai pelosok daerah di Indonesia, dan bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan dalam PAUD tersebut agar nantinya dapat mencapai segala tujuan dari diselenggarakannya PAUD, yang salah satunya adalah untuk mengembangkan seluruh potensi anak.

PAUD bukanlah bidang yang dianggap ringan. Perlu orang yang kompeten dibidangnya untuk mendidik anak, karena itu guru PAUD perlu mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dengan PAUD, agar dapat mengajar dengan baik dan memaksimalkan potensi‐potensi anak. Masyarakat banyak yang menganggap bahwa mengajar anak usia dini adalah hal yang mudah, sehingga banyak guru atau pamong PAUD kurang maksimal dalam memberikan pendidikan bagi anak usia dini. Masih banyak guru PAUD yang tidak mengetahui perkembangan anak, pembela‐ jaran bagi anak usia dini, dan stimulasinya, sehingga sasaran pendidikan anak usia dini dirasakan kurang efektif dan tidak tepat sasaran.

Akibat dari kekurangtahuan guru PAUD dalam pengelolaan penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini, dapat membuat proses pembelajaran dalam PAUD tersebut berjalan secara kurang optimal. Dampaknya, anak usia dini diberi stimulus yang tidak sesuai dengan karakteristik perkembangannya. Misalkan saja, dalam mengenalkan angka pada anak usia dini, guru hanya menuliskan angka di papan tulis, menyebutkannya secara keras, dan meminta anak yang duduk dengan manis di bangkunya untuk menirukan apa yang diucapkan oleh guru. Stimulus seperti ini tentunya sangat tidak sesuai dengan karakteristik perkembangan anak usia dini, di mana bermain adalah dunia kerja anak usia pra sekolah (PAUD), dan menjadi hak setiap anak untuk bermain tanpa harus dibatasi usia. Bermain adalah aktivitas yang menyenangkan dan merupakan kebutuhan yang sudah melekat dalam diri setiap anak. Anak dapat belajar berbagai keterampilan dengan senang melalui bermain tanpa harus merasa terpaksa. Dengan konteks demikian, bermain menjadi salah satu sifat alami yang melekat pada anak.

Berdasarkan pernyataan sebelumnya, maka penting untuk dipahami bahwa proses pembelajaran yang dilakukan dalam PAUD haruslah mengacu pada karakteristik perkembangan anak usia dini dan segala sifat alami yang melekat pada diri anak. Demikian pula dengan stimulus yang diberikan harus dengan cara‐cara yang sesuai dengan karakteristik dan sifat alami anak usia dini. Pembelajaran PAUD yang demikian dapat dilakukan dengan pendekatan pembelajaran berbasis perkembangan otak (brain‐based learning). Pembelajaran berbasis perkembangan otak (brain‐based learning) menawarkan sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran dengan berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak peserta didik. Pembelajaran ini didasarkan pada perkembangan struktur dan fungsi otak.

Pada dasarnya manusia memiliki kemampuan alami untuk belajar, selama tidak bertentangan dengan prinsip bekerjanya struktur dan fungsi otak. Oleh karena itu, penting untuk dipahami bahwa pola pendidikan pada anak usia dini harus dikembalikan pada kemampuan alami anak untuk belajar, yakni dengan prinsip perkembangan dan bekerjanya struktur dan fungsi otak pada anak. Dengan demikian, segala bentuk proses pembelajaran yang dilakukan dalam PAUD dengan segala bentuk stimulasinya harus berlandaskan pada prinsip perkembangan dan bekerjanya struktur dan fungsi otak pada anak usia dini, agar apa yang menjadi tujuan dari penyelenggaraan PAUD dapat tercapai dengan efektif dan optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Mutiah, D. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. (Online)
Nuangchalerm, P., & Charnsirirattana, D. 2010. A delphi study on brain‐based instructional model in science. Canadian Social Science, 6(4), 141‐146. (online)
Rushton, S., Juola‐Rushton, A., & Larkin, E. 2010. Neuroscience, play, and early childhood education: Connections, implications, and assessment. Early Childhood Education Journal, 37, 351‐361. (online).

By: NADHIFA ZAHARA SALSABILA