BAGAIMANA PROBLEM SOLVING DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA?
Mata pelajaran matematika memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari oleh karena itu di Sekolah Dasar (SD) matematika dimasukkan dalam mata pelajaran wajib. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar anak didik mampu mengembangkan pengetahuan, dan keterampilan dasar matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika juga salah satu mata pelajaran yang memiliki kedudukan yang penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan Permendiknas No 22 tahun 2006 : Kemampuan bernalar merupakan salah satu dari sekian kecerdasan yang sangat penting dimiliki, dikuasai dan dikembangkan ketika akan mempelajari matematika, terlebih saat siswa dihadapkan pada masalah matematika yang harus diselesaikannya.
Akan tetapi banyak dari paraa siswa mengeluh dan tidak suka dengan mata pelajaran matematika. Hal ini tentu menjadi tugas para pendidik agar siswa tidak lagi memandang pelajaran matematika sebagai sesuatu yang harus dihindari dan ditakuti. Yang menjadikan keadaan seperti ini adalah semakin tinggi jenjang pendidikan maka matematika akan semakin kompleks sehingga anak cenderung bosan dengan matematika yang semakin lama pembahasannya semakin susah. Adanya ketidak senangan anak pada pelajaran akan menimbulkan anak susah menerima materi yang telah disampaikan.
Adanaya metode problem solving ini menjadikan jawaban atas keluhan siswa dan guru dalam menghadapi pelajaran matematika karena siswa tidak tahu mengapa harus belajar rumus ini atau rumus itu, mereka tidak tahu manfaatnya, mungkin tidak mengerti makna dari belajar matematika dalam kehidupan sehari-hari dengan apa yang telah dipelajari disekolah.
Untuk menggunakan metode problem solving ini guru harus meningkatkan keprofesionalannya misalnya melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi sehingga memperoleh ilmu dan pengalaman yang lebih dalam yang berguna dalam pekerjaannya di lapangan. Karena dengan metode problem solving ini guru memasukkan matematika kedalam kehidupan sehari-hari agar anak mengetahui fungsi dan kegunaan pelajaran matematika dalam kehidupan sehari hari.
Metode ini juga dapat digunakan untuk merangsang kemampuan intelektual dan daya pikir anak didik, dapat melatih dan membiasakan anak didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara cermat, mampu melatih anak didik untuk berpikir secara sistematis dan menghubungkannya dengan masalah– masalah lainnya, karena dalam kehidupan senantiasa dihadapkan pada masalahmasalah yang menuntut pemecahan secara sistematis.
Problem Solving adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh anak didik. Permasalahan itu dapat diajukan atau diberikan guru kepada anak didik, dari anak didik bersama guru, atau dari anak didik itu sendiri, yang kemudian dijadikan pembahasan dan dicari permaslahannya sebagai kegiatan-kegiatan belajar anak didik.
Menurut Gagne (Rusyan, A.T, 2004:64) “kalau seorang peserta didik dihadapkan suatu masalah, maka pada akhirnya mereka bukan hanya sekedar memecahkan masalah tetapi belajar sesuatu yang baru”. Oleh karena itu Pendekatan Problem Solving cocok untuk digunakan di Sekolah Dasar. Problem Solving bukan suatu yang sederhana meskipun berkenaan dengan penerapan aturan-aturan belajar yang telah dipelahari sebelumnya. Problem solving juga menghasilkan suatu proses yang menghasilkan pelajaran baru, dimana peserta didik ditempatkan pada suatu masalah dan mereka mengingat aturanaturan yang diperoleh dalam upaya menemukan suatu solusi atau pemecahan masalah.
Adapun kekurangan Pendekatan Problem Solving adalah setiap anak mempunyai kemampuan memecahkan maslah yang berbeda jadi sulit untuk menentukan masalah yang sesuai dengan berfikir setiap peserta didik, memerlukan waktu yang cukup lama kalau dilaksanakan sesuai langkah yang sistematis, Seringkali anak tidak dapat memecahkan masalah – masalah sendiri, atau bahkan anak tidak percaya diri sehingga memerlukan keterlibatam guru, masalah yang dijadikan dalam pembelajaran sering dibuat oleh guru, sehingga pelajaran kurang menarik, dalam pemecahan masalahnya guru sering menuntut agar cara pemecahan sama degan guru, menuntut anak tidak kreatif, pembelajaran menjadi membosankan karena bersipat monoton tidak ada perubahan dari tahun ketahun.
Langkah langkah pembelajaran dalam pendekatan Problem Solving menurut Polya ( Suryadi, Didi 2001:2) mengatakan bahwa : solusi soal pemecahan masalah memuat empat langkah fase yaitu : memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana dan melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang dikerjakan. Dengan cara seperti ini maka berbagai kesalahan yang tidak perlu dapat terkoreksi kembali sehingga siswa dapat sampai pada jawaban yang benar sesuai dengan masalah yang diberikan.
By: Elisa Miftakhul Jannah