Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendidikan Relevan Abad 21

Prof. Dr. Sasmoko, M.Pd

Ciri abad 21 menurut Kemendikbud adalah tersedianya informasi dimana saja  dan kapan saja (informasi}, adanya implementasi penggunaan mesin (komputasi}, mampu menjangkau segala pekerjaan rutin (otomatisasi) dan bisa dilakukan dari mana  saja  dan kemana saja (komunikasi). Ditemukan bahwa dalam kurun waktu 20  tahun  terakhir  telah terjadi pergeseran pembangunan pendidikan ke arah ICT sebagai salah satu strategi manajemen  pendidikan  abad  21  yang  di  dalamnya  meliputi  tata  kelola  kelembagaan  dan sumber daya manusia ( Soderstrom, From, Lovqvist, & Tornquist, 2011) 1 . Abad ini memerlukan transformasi pendidikan secara menyeluruh sehingga terbangun kualitas guru yang mampu memajukan pengetahuan, pelatihan, ekuitas siswa dan prestasi  siswa  (Darling-Hammond, 2006 ; Azam & Kingdon, 2014).

Ciri abad 21 menurut Hernawan (dalam Hidayat dan Patras) 2 adalah meningkatnya interaksi antar warga dunia baik secara langsung maupun tidak langsung, semakin banyaknya informasi yang tersedia dan dapat diperoleh, meluasnya cakrawala intelektual, munculnya arus keterbukaan dan demokkratisasi baik dalam politik maupun ekonomi, memanjangnya jarak budaya antara generasi tua dan generasi muda, meningkatnya kepedulian akan perlunya dijaga keseimbangan dunia, meningkatnya kesadaran akan saling ketergantungan ekonomis, dan mengaburnya  batas kedaulatan  budaya tertentu  karena tidak terbendungnya informasi.

Hidayat  & Pat ras 3  selanjutnya  menjelaskan  kebutuhan pendidikan  abad 21 menurut Patrick Slattery  dalam bukunya yang berjudul “Curriculum  Development  In The  Postmodern” yaitu pendidikan yang berdasarkan pada beberapa  konsep berikut:

Pendidikan harus diarahkan pada perubahan sosial, pemberdayaan komunitas, pembebasan pikiran, tubuh dan spirit (mengacu pada konsep yang dikembangkan oleh Dorothy}
Pendidikan harus berlandaskan pada 7 hal utama (mengacu pada konsep yang dikembangkan oleh Thich Nhat Hanh}, yaitu tidak terikat pada teori, ideology, dan agama; jangan berpikir sempit bahwa pengetahuan yang dimiliki adalah yang paling bena r; tidak memaksakan kehendak pada orang lain baik dengan kekuasaan, ancaman, propaganda maupun pendidik an; peduli terhadap sesame; jangan memelihara kebencian dan amarah; jangan kehilangan jatidiri; jangan bekerja di tempat yang menghancurkan manusia dan alam.
  1. Konteks pembelajaran, pengembangan kurikulm dan penelitian diterapkan sebagai kesempatan untuk menghubungkan siswa dengan alam semesta (mengacu pada konsep yang dikembangkan oleh David Ort)
  2. Membuat guru merasa sejahtera dalam kegiatan pembelajaran (mengacu pada konsep yang dikembangkan oleh Dietrich Bonhoeffer)
  3. Pendidikan yang  mengimplementasikan  visi  21th century.
  4. 21th century readiness merupakan kesiapan dalam menyambut abad 21. UNESCO telah membuat  4 (empat) pilar pendidikan  untuk menyongsong abad 21, yaitu:

  • Learning to how (belajar untuk mengetahui)
  • Learning to do (belajar untuk melakukan)
  • Learning to be (belajar untuk mengaktualisasikan diri sebagai individu mandiri yang berkepribadian)
  • Learning to live together (belajar untuk hidup bersama)

Pendidikan yang membangun kompetensi “partnership 21st Century Learning” yaitu framework pembelajaran abad 21 yang menuntut peserta didik memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan dibidang teknologi, media dan informasi, keterampilan pembelajaran, inovasi, keterampilan  hidup dan Kompetensi  “partnership  21st   Century  Learning”  mengacu  pada  format  pendidikan abad 21 yang diusung oleh Hermawan (2006), yaitu:

Cyber (e-learning) dimana pembelajaran dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan
Open and distance learning dimana pembe lajara abad 21 dapat dilakukan dengan model pembelajaran jarak jauh, tidak terbatas dan dilakukan dengan memanfaatkan bantuan teknologi  informasi dan komunikasi
Quantum Learning, yaitu menerapkan metode belajar yang disesuaikan  dengan cara kerja
Cooperative Learning, yaitu pembelajaran yang menggunakan kelompok sebagai upaya menumbuhkan kerjasama antar
Society Technology Science, yaitu konsep interdisipliner yang diterapkan untuk mengintegrasikan permasalahan dalam ilmu   pengetahuan,   teknologi   dan masyarakat.
Accelerated Learning, yaitu mengembangkan kemampuan dalam menyerap dan memahami informasi secara cepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan belajar secara lebih efektif.

Refrensi:
  1. Sbderstrbrm, T., From, J., Lbvqvist, J & Tornquist, A. (2011). From distance to online education: Educational management  in  the  21th century.  Annual Conference Dublin.
  2. Hidayat, R & Patras, Y. E. Pendidikan Abad 21 dan Kuri kulum 2013. Unpak
  3. Hidayat, R & Patras, Y. E. Pendidikan Abad 21 dan Kuri kulum 2013. Unpak
  4. Asep Herry Hernawan, dkk, 2006. Pengembangan Kuri ku lum dan Pembelajaran. UT Departemen  Pendidikan Nasional, Jakarta

    https://pgsd.binus.ac.id/2017/08/08/pendidikan-abad-21/