Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Pengukuran

Pengukuran adalah proses pengumpulan data yang diperlukan dalam rangka memberikan keputusan terhadap sesuatu. Menurut Cangelosi (1991), pengukuran yaitu proses proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris. Yang dimaksud empiris yaitu suatu cara atau metode yang di lakukan yang bisa di amati oleh indera manusia, sehingga cara atau metode yang di gunakan tersebut bisa di ketahui dan di amati juga oleh orang lain (Sugiyono, 2013).
Pengertian Pengukuran

Penilaian dalam pendidikan sangat berkesinambungan dengan pengukuran. Pengukuran yang bersifat kuantitatif itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
  1. Pengukuran tersebut dilakukan untuk menguji sesuatu. Misalnya pengukuran yang dilakukan oleh seseorang penjahit pakaian.
  2. Pengukuran tersebut dilakuakn untuk menguji sesuatu. Misalnya mengukur daya tahan berat baja.
  3. Pengukuran untuk menilai, maksudnya pengukuran tersebut dilakukan dengan jalan menguji sesuatu.
Misalnya mengukur kemajuan belajar siswa dalam rangka mengisi nilai rapor yang dilakukan kepada siswa melalui tes hasil belajar. Pengukuran ke tiga ini yang biasanya dipakai di dunia pendidikan. Pengukuran begitu banyak penilaian, bisa dibuat mengukur, tinggi badan, berat benda, dan juga mengukur pakaian. Tapi di dunia pendidikan pengukuran yaitu kemampuan belajar, kereativitas, keaktifan siswa.

Sedangkan menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik dan buruk, sehat dan sakit dan lain sebagainya.jadi penilaian itu sifatnya adalah kualitatif.

Ada beberapa obyek pengukuran dalam bidang pengukuran:
  1. Prestasi atau hasil belajar siswa. Prestasi atau hasil hasil belajar diukur dengan menggunakan tes. Ada dua macam tes dilihat dari aspek standardisasi yaitu tes baku dan tes buatan guru.
  2. Sikap. Sikap ini diukur dengan menggunakan instrumen skala sikap seperti yang dikembangkan oleh Likert, semantik diferensial, skala Thurstone, dan lai-lain.
  3. Motivasi. Motivasi diukur dari bentuk skala yang dikembangkan dari teori-teori motivasi.
  4. Intelgensi. Intelgensi diukur menggunakan tes seperti tes Standfor Binet, tes Binet Simon, tes Wechsler, dan tes multiple.
  5. Bakat. Bakat diukur menggunakan tes seperti tes seni, tes bakat mekanik, tes bakat numerik dan lain-lain.
  6. Kecerdasan emosional. Kecerdasan
  7. Minat. Minat diukur menggunakan minat peserta didik yang dikembangkan dengan teori-teori minta.
  8. Kepribadian. Kepribadian diukur dengan tes kpribadian seperti California Psychological Inventory (CPI), sixteen personality factor pearson (16PF) dan lan-lain.
Pengukuran sangat berperan penting bagi pendidikan, apalagi bagi guru, lembaga pendidikan, orang tua siswa dan masyarakat. Bagi guru pengukuran tersebut sangat membantu untuk menilai siswa. Di sekolahan pengukuran tersebut untuk menaksirkan prestasi siswa.