Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perkembangan Islam Di Eropa

Latar belakang dari perkembangan agama Islam di Eropa yaitu dilandasi oleh fenomena perang salib yang berkenaan dengan kebencian umat Kristen terhadap umat Islam karena pada masa Abad ke-8M, Islam sedang gencar-gencarnya berdakwah dan menyiarkan agama Islam ke daerah-daerah terpencil, sehingga tindakan ini dianggap akan mengancap dan menghancurkan kejayaan Konstantinopel sebagai Ibu Kota kerajaan Bizantium (Muhammad, 2017).
Perkembangan Islam Di Eropa

Apabila dihubungkan dengan konsep-konsep keislaman, tentu hal tersebut merupakan persoalan yang pada dasarnya dapat dilakukan secara diplomasi dan bekerjasama dalam keuntungan masing-masing, namun pada saat itu tidak ada sebuah organisasi atau lembaga yang dapat memprakarsai konflik tersebut, sehingga terjadilah perang Salib. Dengan demikian, perang ini ditujukan untuk merebut kembali kejayaan yang telah dikuasai oleh sebagian besar umat Islam, dan dampaknya yaitu sangat kompleks, mulai dari kerugian besar-besaran yang dirasakan oleh kaum Muslim hingga hilangnya jejak perkembangan sains di dunia Islam dan Eropa, sekaligus banyaknya penemuan-penemuan yang diklaim oleh para Umat Kristen, dalam bidang kedokteran hingga astronomi. Berdasarkan fenomena ini, para umat Kristen mulai mempelajari mekanisme ilmu serta konsep-konsep teologi (Ketuhanan) Islam juga, sehingga seiring dengan berkembangnya peradaban, Islam mulai dikenali oleh masyarakat di benua Eropa, meskipun belum sepenuhnya berkembang dalam kepemelukan.

Menurut Faruqi (2015) menyebutkan bahwa sebagian besar Muslim yang tinggaldi Eropa Barat berasal dari imigran. Sedangkan perkembangan agama Islam di Eropa merujuk pada lanskap masyarakat Eropa meliputi pada agenda publik, politik, kebijakan dan akademik (pendidikan). Literatur tentang Islam di Barat Eropa telah tumbuh pesat sejak akhir 1980-an, dan telah meningkat dalam 10 tahun terakhir. Sedangkan menurut Houssain (2020), diketahui bahwa total populasi Eropa meningkat dari 548 juta pada tahun 1950 menjadi 744 juta pada tahun 2020, persentase Muslim di Eropa meningkat dari 2% pada tahun 1950 menjadi 6% pada tahun 2020. 

Pada skema modern, tata cara Islam berdakwah di Eropa Barat dengan contohnya yaitu memberi wawasan dalam sejarah terkait proses pelembagaan, keragaman etnis dan agama dan membentuk populasi serta keragaman organisasi di setiap negara, dan kebijakan dalam pembangunan sekolah maupun pendidikan agama, sehingga tata cara berdakwah ini dapat memetakan situasi dan sejarah Islam di masing-masing negara yang telah berkembang pesat dimana dari masyarakat mulai meyakini ajaran Islam dan mulai mengamalkannya.

Di Eropa, Islam dan penganutnya menganggap diri mereka berkomitmen tugas mewujudkan tatanan dunia baru. Perkembangan Islam merujuk pada anggapan komitmen sebagai satu-satunya tanggapan yang layak untuk praktik saat ini karena semua tindakan negara dilandaskan dengan membuat kepatuhan dan takut kepada Tuhan, yang telah memerintahkan semua manusia untuk memasuki dunia perdamaian dan untuk mengatur urusan mereka dan mengatur hidup mereka dalam keadilan dan persaudaraan yang bertanggung jawab dan karena tindakan tersebut adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan umat manusia dari kompetisi yang tak ada habisnya dan penderitaan yang tak ada ujungnya di masa sekarang serta dapat mengendalikan dan mencegah kehancuran yang akan segera terjadi di masa depan (Abdul, 1993). 

Dengan demikian, komitmen Muslim di benua Eropa yaitu terhadap tatanan dunia kedamaian, keadilan, dan persaudaraan bersifat religius dan utilitarian merujuk pada pendapat Islam yang menginginkan tatanan dunia dan pengorbanan untuk mewujudkan kepahlawanan dan kebajikan, kesalehan dan kesucian untuk meletakkan hidup seseorang di proses aktualisasi pada kehidupan ini.