Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Implementasi Pembelajaran Blended Learning

Strategi pembelajaran blanded learning adalah memfokuskan pada karakteristik siswa dalam pembelajaran dengan menyediakan berbagai media pembelajaran untuk memajukan pembelajaran. Pembelajaran semacam ini juga dapat mendorong peserta untuk memanfaatkan sepenuhnya kontak tatap muka saat mereka mengembangkan pengetahuan. Kemudian, pembelajaran lanjutan dapat dilakukan secara offline dan online. Penggunaan online program pembelajaran lengkap tidak cocok untuk pembelajaran yang membutuhkan pembelajaran tatap muka antara siswa dan guru, seperti sub materi dan materi lain yang membutuhkan praktik. Jika ada siswa yang tidak dapat berpartisipasi maka pembelajaran  online  efektif,  diharapkan  media  online  dapat  membantu  siswa dalam menjaga bias dalam memperhatikan topik.

Blended learning merupakan metode yang sangat efektif yang dapat meningkatkan  kemampuan  hiburan  siswa.   Dalam  lingkungan  belajar  yang beragam siswa lebih tertarik untuk belajar. Blended learning dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik, baik itu pembelajaran individual maupun pembelajaran kelompok, dapat dilakukan pada waktu yang sama atau berbeda. 

Penelitian yang dilakukan oleh Karen Precel, Yoran Eshet-Alkalai dan Yael tentang kontribusi signifikan komponen blended learning terhadap pembelajaran meliputi pekerjaan rumah (rata-rata 4,72), buku cetak (rata-rata = 4,54), laporan konferensi (rata-rata 4, 42 sesi), dan Pertemuan tatap muka yang dipimpin instruktur (rata-rata = 4,14). Sedangkan hasil belajar online membantu pembelajaran (3,83), walaupun rata-rata kontribusi buku dalam pembelajaran (3,32), hampir setengah dari peserta     (46,5%) menyatakan sering menggunakannya.

Kelebihan dari blended learning adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran  dilakukan  secara  mandiri  dan  rutin,  dan  keduanya  memiliki keunggulan yang saling melengkapi.

2. Siswa  tidak  hanya  dapat  belajar  melalui  kombinasi  kursus  online  dan pembelajaran tradisional, tetapi juga meningkatkan interaksi dan kepuasan siswa.

3. Memberi  siswa  pilihan  untuk  meningkatkan  dan  mengembangkan  materi pembelajaran.

4. Penggunaan  metode  blended  learning dapat  lebih  cepat  mendeteksi  kinerja siswa di dalam kelas.

5. Proses pembelajaran tidak hanya terjadi dalam satu arah.

6. Dapat meningkatkan interaksi pembelajaran antara siswa dan guru.

7. Anda dapat belajar dan berinteraksi kapan pun, di mana pun.

8. Mampu menjangkau siswa secara luas.

9. Dapat mempromosikan peningkatan dan penyimpanan materi pembelajaran.


Tentunya selain kelebihan di atas, pembelajaran dengan blanded learning juga memiliki kekurangan, antara lain:

1. Jika sarana dan prasarana tidak mendukung maka sulit diterapkan.

2. Fasilitas yang dimiliki siswa tidak sama.

3. Akses Internet yang tidak setara.

4. Guru perlu memiliki ketrampilan mengorganisir e-learning.

5. Guru membutuhkan waktu persiapan untuk mengembangkan dan mengelola pembelajaran sistem e-learning, seperti menulis bahan, menyusun penilaian, melaksanakan penilaian, dan menjawab atau membuat pernyataan dalam forum yang disediakan siswa.

6. Guru  perlu  menyiapkan  bahan  referensi  digital  untuk  referensi  siswa,  dan menggabungkan bahan referensi digital dengan pembelajaran tatap muka.

7. Guru  membutuhkan  strategi  pembelajaran  untuk  memaksimalkan  potensi blended learning.