Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembelajaran Sastra Anak di Sekolah Dasar

Salah satu hal penting yang menjadi fokus dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah pembelajaran abad ke-21. Pada kurikulum 2013 diharapkan dapat diimplementasikan pembelajaran abad ke-21. Hal ini menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif. Adapun pembelajaran abad ke-21 mencerminkan empat hal yakni; (1) kemampuan berpikir kritis (critical thinking skill), (2) Kreativitas (creativity), (3) Komunikasi (communication), dan (4) Kolaborasi (collaboration).  


Kedudukan pembelajaran sastra berada dalam upaya meningkatkan kemampuan kreativitas peserta didik. Hal ini dikarenakan di sekolah dasar, pembelajaran sastra dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya sastra. Kegiatan mengapresiasi karya sastra berkaitan dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran, daya khayal, serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya, dan lingkungan hidup. Pengembangan kemampuan bersastra di sekolah dasar dilakukan dalam berbagai jenis dan bentuk melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. 


Materi sastra sangat penting untuk disampaikan di sekolah, karena dalam sastra terdapat nilai-nilai kehidupan yang tidak diberikan secara perspektif, pembaca diberikan kebebasan mengambil manfaat dari sudut pandangnya sendiri. Melalui karya sastra juga siswa akan ditempatkan sebagai pusat dalam latar pendidikan bahasa, eksplorasi sastra, dan perkembangan pengalaman personal. Keakraban dengan karya sastra akan memperkaya perbendaharaan kata dan penguasaan ragam-ragam bahasa, yang mendukung kemampuan memaknai sesuatu secara kritis dan kemampuan memproduksi narasi.  


Baca Juga: Pengertian Metode dan Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia


Bagi guru, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran sastra adalah, hendaknya guru menyadari prinsip ganda yang terdapat dalam karya sastra yaitu pertama, sastra sebagai pengalaman. Pengalaman yang dimaksud adalah apa saja yang terjadi dalam kehidupan kita untuk dihayati, dinikmati, dirasakan, dipikirkan sehingga kita dapat lebih berinisiatif. Kedua, sastra sebagai bahasa. Dalam sastra selalu ditampilkan simbol-simbol bahasa yang dituntun pemahaman lebih detail. 


Bahasa yang dipakai dalam karya sastra juga digunakan untuk memberikan informasi, mengatur, membujuk dan bahkan membingungkan orang lain. Dalam sastra selalu ditampilkan simbol-simbol bahasa yang dituntun pemahaman lebih detail. Bahasa yang dipakai dalam karya sastra juga digunakan untuk memberikan informasi, mengatur, membujuk dan bahkan membingungkan orang lain.  


Ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pendidik guru dalam pembelajaran karya sastra anak. Adapun kriteria tersebut antara lain adalah sebagai berikut;  


  • Memahami kerakteristik peserta didik mencakup tingkat apresiasi, minat, bakat, aspirasi, dan kesulitan.
  • Sebagai pendidik seorang guru harus menguasai bahasa (sederhana, konkret) dan isi relevan dengan kehidupan anak.
  • Memahami Kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia
  • Memahami sejarah dan teori sastra Indonesia
  • Memahami jenis sastra daerah . 


Baca Juga: Metode Membaca Permulaan


Pada dasarnya belajar sastra adalah belajar bahasa dalam praktik. Belajar sastra harus berpangkal pada realisasi bahwa setiap karya pada pokoknya merupakan kumpulan kata yang bagi siswa harus diteliti, ditelusuri, dianalisis, dan diintegrasikan