Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Buku Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka Untuk Madrasah

Kurikulum madrasah mengemban dua amanat besar, yaitu; 1) membekali peserta didik kompetensi dan keterampilan hidup agar bisa menghadapi tantangan di zamannya, dan 2) mewariskan karakter budaya dan nilai- nilai luhur kepada generasi penerus bangsa agar peran generasi kelak tidak lepas dari akar budaya, nilai agama dan nilai luhur bangsa. Untuk menjalankan dua amanat besar tersebut, maka kurikulum harus selalu dinamis berkembang untuk menjawab tuntutan zaman.



Perubahan akan terus terjadi. Hal yang abadi di dunia ini adalah perubahan itu sendiri. Perubahan ini setidaknya terjadi pada tuntutan dunia global. Dunia modern dan ekonomi global tidak lagi memberikan penghargaan besar terhadap seseorang karena apa yang diketahui, karena teknologi telah menyediakan pengetahuan yang dibutuhkan. Namun dunia modern lebih menghargai seseorang karena apa yang bisa dilakukan dengan pengetahuan itu.

Dengan demikian, kurikulum madrasah tidak boleh hanya fokus kepada pengetahuan apa yang harus dikuasai peserta didik, namun lebih penting adalah membekali peserta didik kompetensi, keterampilan hidup (life skills), dan cara berfikir-bersikap untuk mengantisipasi dan menyikapi situasi yang selalu berubah itu. Kurikulum merdeka yang akan memandu memberikan pilihan-pilihan untuk membentuk karakter, menumbuhkan keberanian berfikir kritis, kreatif dan inovatif harus terus dikembangkan. Di samping itu, nilai-nilai agama sebagai ruh madrasah mesti ditanamkan secara terintegrasi sejalan dengan implementasi kurikulum itu sendiri. Sehingga nilai religiusitas mewarnai cara berfikir, bersikap dan bertindak para warga madrasah dalam menjalankan praksis dan kebijakan pendidikan.

Guru sebagai garda terdepan dalam mengimplementasikan kurikulum tidak boleh terjebak menjadikan peserta didik sebagai penampung ilmu pengetahuan belaka. Guru harus fokus kepada pembentukan karakter peserta didik, membekali kompetensi abad-21 dan keterampilan hidup dengan cara yang lebih kreatif sesuai kebutuhan peserta didik di eranya.

Karena itu, guru harus senantiasa meningkatkan kapasitas diri. Diharapkan para guru secara bergotong royong, dengan semangat berbagi, perlu bergabung bersama komunitas-komunitas pendidikan untuk mengasah kompetensi dan memperluas wawasan terkini demi memberi layanan terbaik kepada peserta didik.

Kurikulum merdeka memberikan titik tekan fokus kepada peserta didik. Peserta didik menjadi sentral utama penerima manfaat kebijakan kurikulum kita. Pembelajaran berdiferensiasi diimplementasikan dan penilaian autentik komprehensif yang mengakomodir keberagaman kemanusiaan digalakkan. Hasil evaluasi dan penilaian tidak lagi fokus kepada capaian kognitif, tapi harus bisa menggambarkan profil kemanusiaan yang mencakup beragam kecerdasan. Dengan perspektif ini, maka peserta didik yang berprestasi bukan lagi tunggal. Semua peserta didik madrasah adalah berprestasi, yakni prestasi dalam bidangnya masing-masing, sesuai bakat, minat dan kecenderungannya.

Keberhasilan kurikulum merdeka di madrasah akan diukur sejauh mana kurikulum dapat mengubah suasana kelas lebih membahagiakan peserta didik, aktifitas pembelajaran lebih bergairah, secara efektif dan efisien meningkatkan capaian hasil belajar lebih bermakna. Pada gilirannya perubahan suasana kebatinan kelas tersebut        dapat membentuk karakter peserta didik, membekali kompetensi dan keterampilan hidup yang dibutuhkan pada kehidupan di zamannya.

Kondisi ideal tersebut dapat diwujudkan melalui perbaikan kurikulum, peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, tata kelola yang profesional,  lingkungan belajar yang kondusif dan lain sebagainya. Karena itu, saya mengajak kepada semua komponen madrasah untuk bergotong royong secara bersama-sama memaksimalkan ikhtiyar dan mengoptimalkan perannya demi memberi layanan pendidikan yang bermutu, relevan dan berdaya saing. Untuk lebih jelasnya unduh Disini