BAGAIMANA PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR?
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsep yang terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasaitu sering menggunakan bahasa baku (resmi) dan non baku (tidak resmi). Hal yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Bahasa yang baik merupakan Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu, kita tidak boleh mengabaikan unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran. Cara kita berbahasa kepada anak kecil dengan cara kita berbahasa kepada orang dewasa tentu berbeda.
Berkaitan dengan aspek komunikasi, maka unsur-unsur komunikasi menjadi penting, yakni pengirim pesan, isi pesan, media penyampaian pesan, dan penerima pesan. Mengirim pesan adalah orang yang akan menyampaikan suatu gagasan kepada penerima pesan, yaitu pendengar atau pembacanya, bergantung pada media yang digunakannya. Jika pengirim pesan menggunakan telepon, media yang digunakan adalah media lisan. Jika iamenggunakan surat, media yang digunakan adalah media tulis. Isi pesan adalah gagasan yang ingin disampaikannya kepada penerima pesan. Marilah kita gunakan contoh sebuah majalah atau buku. Pengirim pesan dapat berupa penulis artikel atau penulis cerita, baik komik, dongeng, atau narasi. Isi pesan adalah permasalahan atau cerita yang ingin disampaikan atau dijelaskan. Media pesan mempakan majalah, komik, atau buku cerita. Semua bentuk tertulis itu disampaikan kepada pembaca yang dituju. Cara artikel atau cerita itu disampaikan tentu disesuaikan dengan pembaca yang dituju. Berarti, dalam pembuatan tulisan itu akan diperhatikan jenis permasalahan, jenis cerita, dan kepada siapa tulisan atau cerita itu ditujukan.
Bahasa yang benar adalah bahasa yang berkaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan bahasa. Berkaitan dengan peraturan bahasa, ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu masalah tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan. Pengetahuan atas tata bahasa adanya pilihan kata harus dimiliki dalam penggunaan bahasa lisan dan tulis.Pengetahuan atas tanda baca dan ejaan hams dimiliki dalam penggunaan Bahasa tulis. Tanpa pengetahuan tata bahasa yang memadai, kita akan mengalami kesulitan dalam bermain dengan bahasa.
Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar adalah kaidah bahasa. Kaidah ini meliputi aspek :
1. Tata bunyi (fonologi)
2. tata bahasa (kata dankalimat)
3. kosakata (termasuk istilah)
4. ejaan
5. makna
Pada aspek tata bunyi, misalnya kita telah menerima bunyi f, v dan z. Oleh karena itu, kata-kata yang benar adalah fajar, motif, aktif, variabel, vitamin, devaluasi, zakat, izin, bukan pajar, motip, aktip, pariabel, pitamin, depaluasi,jakat, ijin. Masalah lafal juga termasuk aspek tata bunyi. Pelafalan yang benar adalah kompleks, transmigrasi, ekspor, bukan komplek, tranmigrasi, ekspot.
Pada aspek tata bahasa, mengenai bentuk kata misalnya, bentuk yang benar adalah ubah, mencari, terdesak, mengebut, tegakkan, dan pertanggungjawaban, bukan obah. robah, rubah, nyari, kedesak, ngebut, tegakan dan pertanggung jawaban. Dari segi kalimat pemyataan di bawah ini tidak benar karena tidak mengandung subjek. Kalimat mandiri hams mempunyai subjek, predikat atau dan objek.
Kriteria penggunaan bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam bahasa yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi. Pemilihan ini bertalian dengan topik yang dibicarakan, tujuan pembicaraan. orang yang diajak berbicara (kalua lisan) atau pembaca (jika tulis). dan tempat pembicaraan. Selain itu, bahasa yang baik itu bemalar, dalam arti bahwa bahasa yang kita gunakan logis dan sesuai dengan tata nilai masyarakat kita.
Penggunaan bahasa yang benar tergambar dalam penggunaan kalimat-kalimat yang gramatikal, yaitu kalimat-kalimat yang memenuhi kaidah tata bunyi (fonologi), tata bahasa, kosa kata, istilah, dan ejaan. Penggunaan bahasa yang baik terlihat dari penggunaan kalimat-kalimat yang efektif, yaitu kalimat-kalimat yang dapat menyampaikan pesanlinformasi secara tepat (Dendy Sugondo, 1999: 21).
Berbahasa dengan baik dan benar tidak hanya menekankan kebenaran dalam_hal tata bahasa, melainkan juga memperhatikan aspek komunikatif. Bahasa yang komunikatif tidak selalu harus merupakan bahasa standar. Sebaliknya, penggunaan bahasa stan dar tidak selalu berarti bahwa bahasa itu baik dan benar. Sebaiknya, kita menggunakan ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar (Alwi dkk., 1998: 21).
Apakah kamu ingin menyapu rumah bagian belakang ?
apa yang kamu lakukan tadi?
Misalkan ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang siswa
Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
Rino : sudah saya kerjakan pak.
Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
Rino : Terima kasih Pak
Kata yang digunakan sesuai lingkungan sosial
Contoh lain dari pada Undang-undang dasar antara lain :
Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perkeadilan.
Dari contoh diatas menunjukkan bahasa yang baku, dan merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.
Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar, misalnya, pemakaian bahasa baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat aneh bila dalam tawar -menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita memakai bahasa baku seperti ini.
(1) Berapakah Ibu mau menjual tauge ini?
(2) Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang dan berapa ongkosnya?
Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.
(3) Berapa nih, Bu, tauge nya?
(4) Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
Misalkan perbedaan dari bahasa indonesia yang benar dengan bahasa gaul
Bahasa Indonesia Bahasa Gaul (informal)
Aku, Saya Gue
Kamu Elo
Di masa depan kapan-kapan
Apakah benar? Emangnya bener?
Tidak Gak
Tidak Peduli Emang gue pikirin!
Dari contoh diatas perbedaan antara bahasa yang baku dan non baku dapat dilihat dari pengucapan dan dari tata cara penulisannya. Bahasa indonesia baik dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami dan mudah dimengerti, bentuk bahasa baku yang sah agar secara luas masyarakat indonesia berkomunikasi menggunakan bahasa nasional. Contoh dibawah ini
Paragraph cuplikan gaya bahasa yang dipakai sesuai dengan EYD dan menggunakan bahasa baku atau bahasa ilmiah bukan kata popular dan bersifa objektif, dengan penyusunan kalimat yang cermat. Oleh karena itu, kita dituntut dalam hal tulis-menulis demi penyebaran informasi. Namun persoalannya, apakah kita peduli terhadap gaya tulis bahasa kita. Sementara itu, tabiat dan tutur kata seseorang menunjukkan asal-usulnya, atau dalam penegasan lain,jika kita mengunakan bahasa yang kacau mencerminkan kekacauan pola pikir pemakainya.
Terdapat aturan-aturan dalam menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, maksud dari kata baik adalah bahasa indonesia yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyesuaikan situasi atau kondisi agar dapat disampaikan dan dimengerti oleh lawan bicara, baik dari gaya bahasa maupun dari kata-kata yang digunakan harus disesuaikan dengan lawan bicara agar mudah dipahami dan dimengerti.
Terdapat 5 Ragam dalam gaya bahasa yang digunakan, semua dapat digunakan dalam kondisi tertentu:
Ragam Resmi (Formal), yaitu bahasa yang biasa digunakan dalam kondisi resmi seperti rapat resmi, pidato, surat dinas karya tulis dan jurnal ilmiah. oleh karena itu memakai bahasa yang lebih sopan adalah hal yang tepat.
Ragam Beku, yaitu bahasa yang digunakan pada acara hikmat dan sedikit memungkinkan keleluasaan seperti upacara pernikahan, keputusan pengadilan naskah-naskah perjanjian jual beli dan kegiatan rohani.
Ragam Konsultatif, yaitu bahasa yang digunakan dalam pertukaran informasi atau kegiatan transaksi dalam suatu percakapan yang membahas tentang suatu hal yang diketahui oleh masing-masing pembicara seperti percakapan di sekolah atau di pasar. Seperti menyampaikan pendapat disela-sela rapat,membahas pekerjaan sekolah bersama degan teman-teman.
Ragam Akrab, yaitu bahasa yang digunakan diantara orang yang memiliki hubungan sangat akrab dan pembicaraannya bersifat tidak resmi. seperti dalam pembicaraan berumah tangga. Ragam Santai (Casual), yaitu bahasa yang digunakan untuk acara yang bersifat tidak resmi dan dapat dipakai untuk orang yang cukup akrab (misal teman) atau orang yang belum dikenal dengan akrab (baru kenal) dan keluarga. seperti pembicaraan dalam perkumpulan dengan teman-teman,berbincang-bincang dengan keluarga.
Daftar pustaka
- https://www.kompasiana.com/budikayamara/55d9099a5b7b61f818b5f765/penggunaan-bahasa-indonesia-dengan-baik-dan-benar?page=all
- http://www.markijar.com/2017/05/penggunaan-bahasa-indonesia-yang-baik.html
By: Tri Aditiyas Indriani